HARIAN MERAPI - Ridwan Kamil yang masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat akan berakhir pada 5 September 2023, siap untuk maju dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta tahun 2024.
Keputusan ini setelah Gubernur yang akrab dipanggil Kang Emil ini mendapat restu dari sang Ibunda.
Sebelum ini memang belum diketahui kemana arah politik orang nomor satu di Tatar Pasundan tersebut.
Baca Juga: Alutsista TNI dan Polri dipamerkan dalam event bertajuk Independence Day Military Expo di JCM
Namun begitu langkah politik Gubernur Jawa Barat itu sekarang sedikit terarah, menyusul sang Ibunda Hj Tjutju Sukaesih yang secara tersirat telah memberikan restu kepada ananda tercinta untuk mencoba menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sang ibunda yang akrab disapa Maci menyarankan agar Kang Emil menjadi Gubernur DKI jika tak melanjutkan jadi Gubernur Jawa Barat.
"Jadi Pak Emil ku (oleh) Maci dianjurkan kalau di Jawa Barat mau, karena biasanya dia itu seperiode-seperiode. Wali Kota satu periode, terus kalau Gubernur juga mungkin hanya tinggal 3 minggu. Nah kalau memang mau dilepaskan, ceuk (kata) Maci teh pilih we jadi Gubernur DKI, supaya, pokoknya Jakarta teh dikumahakeun (dibagaimanakan/ditata) supaya lebih terlihat," kata Maci Minggu (30/7/2023).
Kang Emil dihadapkan dalam dua pilihan, antara maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat untuk periode kedua atau mencoba tantangan baru dengan maju di Pilgub DKI Jakarta.
Menanggapi restu sang ibunda Kang Emil menyatakan, dukungan Maci tersebut adalah hal yang rasional.
"Kalau Maci mah seorang ibu pasti selalu memberi nasehat yang paling baik, poinnya adalah mana yang terbaik kalau memang harus di tempat baru ya pilihan DKI itu jadi sebuah nasehat, bukan berarti tidak ya karena per hari ini masih di Jabar," kata Emil saat diwawancarai di Bandung, Senin (31/7/2023).
Baca Juga: Enam hikmah silaturahmi, di antaranya menambah pengetahuan dan hikmah hidup
"Tapi kalau bukan di Jabar yang paling rasional adalah DKI," imbuhnya.
Namun Kang Emil menegaskan jika langkah politiknya nanti akan ditentukan selepas Pilpres dan Pileg pada Februari 2024 mendatang.
Menurutnya untuk mengambil sikap politik, dirinya harus lebih dulu melihat presentase suara dari partainya saat ini yakni Partai Golkar.