TPS Piyungan Bantul tutup hingga 5 September, pengelola wisata di Sleman diminta kelola sampah secara mandiri

photo author
- Senin, 24 Juli 2023 | 18:25 WIB
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid.  (ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto )
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid. (ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto )

HARIAN MERAPI - Penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Bantul, memang cukup merepotkan. Namun semua pihak harus mampu mengambil solusi atas kejadian tersbut.

Termasuk salah satunya pengelola dastinasi wisata. Dalam kaitan ini Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, meminta pengelola destinasi wisata dan desa wisata untuk mengelola sampah secara mandiri.

"Sebenarnya sejak dulu kami sudah mengadakan pelatihan pengelolaan sampah kepada pengelola desa wisata maupun destinasi wisata, sehingga dengan penutupan TPST Piyungan ini, sampah dapat dikelola secara mandiri," kata Kepala Dispar Kabupaten Sleman Ishadi Zayid di Sleman, Senin (24/7/2023).

Baca Juga: HUT ke 1.273 Salatiga, DPRD Salatiga Gelar Rapat Paripurna di Alun-Alun, Sejumlah Orang Mendapat Penghargaan

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta memutuskan penutupan pelayanan sampah di TPST Piyungan pada 23 Juli hingga 5 September 2023 atas pertimbangan lokasi zona eksisting TPST Piyungan yang sudah sangat penuh dan melebihi kapasitas.

Ishadi mengakui destinasi wisata dan desa wisata merupakan salah satu penghasil sampah sehingga dengan pertimbangan tersebut pengelola harus bisa mengelola sampah secara mandiri.

"Kami bekerja sama dengan Fakultas Biologi UGM memberikan pelatihan pengelolaan sampah di desa wisata dan destinasi wisata seperti di Desa Wisata Pancoh dan Pulesari. Sampah organik bisa dibuat eco-enzim untuk pupuk, sedangkan sampah anorganik dibuat menjadi produk kerajinan," katanya.

Baca Juga: Gelar senam massal, hidupkan kembali objek wisata Opak 7 Bulan

Menurut dia, pengelola desa wisata maupun destinasi wisata sebenarnya juga sudah mengerti bahwa tempat wisata harus bersih, tidak kumuh dan nyaman sehingga menjadi daya tarik wisatawan.

"Karena kebersihan merupakan bagian dari Sapta Pesona Pariwisata, sehingga pengelola pasti akan mengupayakan lokasi wisata selalu bersih. Mereka sadar bahwa tidak mungkin lingkungannya kumuh," katanya.

Ia juga tetap mengimbau pelaku dan pengelola destinasi wisata di Sleman untuk dapat melayani tamu dengan baik.

"Sehingga wisatawan merasa nyaman berwisata ke Sleman dan memiliki kesan yang baik," katanya.(*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X