Banyak kota di Indonesia terancam hilang jika krisis iklim tak ditangani, begini solusinya

photo author
- Senin, 17 Juli 2023 | 19:55 WIB
Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Mochamad Saleh Nugrahadi (ANTARA/Suci Nurhaliza)
Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Mochamad Saleh Nugrahadi (ANTARA/Suci Nurhaliza)

HARIAN MERAPI - Banyak kota terancam hilang jika krisis iklim tidak ditangani dengan baik. Pasalnya, krisis iklim akan membuat tanah semakin turun, sementara permukaan air laut semakin naik.

Hal itu dikatakan Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Mochamad Saleh Nugrahadi, di Jakarta, Senin (17/7/2023).

"Kalau kita tidak atasi (krisis iklim), tentunya banyak kota kita yang akan hilang," ujarnya.

Baca Juga: Guna keberhasian pendidikan dalam keluarga, terimalah anak apa adanya

Hilangnya kota-kota tersebut, menurut Saleh disebabkan karena krisis iklim membuat permukaan tanah semakin turun sementara permukaan air laut semakin naik. Kondisi ini, telah terjadi di pantai utara Pulau Jawa.

"Yang sekarang terjadi di pantai utara Pulau Jawa, bagaimana di kota-kota pesisir, garis pantai semakin mendekat. Kenapa mendekat? Karena banyak hal, entah itu abrasi atau memang tanahnya turun sementara air lautnya naik," ujar Saleh.

Lebih lanjut, Saleh mengatakan kondisi tersebut tentu akan diikuti oleh dampak yang tak diinginkan lainnya misalnya semakin berkurangnya ruang hidup.

Baca Juga: Ini Upaya Kemenag Kawal Penggunaan Rp11 Triliun Dana BOS Madrasah, Agar Tak Bocor

"Di Indonesia, kita kan negara kepulauan dan kebetulan memang kota-kota yang padat itu berada di pesisir. Dampaknya, tentunya dengan banyak pulau yang hilang, otomatis habitat hilang, ruang hidup makin berkurang," imbuhnya.

Selain kota atau pulau yang terancam hilang, Saleh mengatakan krisis iklim juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Sebagai contoh, perubahan suhu, curah hujan, dan kelembaban akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan nyamuk Anopheles yang merupakan penyebar penyakit malaria.

"Kemudian kalau kemarau berkepanjangan juga jadi banyak debut, bisa menyebabkan penyakit ISPA," tutur Saleh.

Baca Juga: Penanganan Anthrax, DPRD Gunungkidul Akan Berikan Rekomendasi KLB, Ini Alasannya

Di samping itu, Saleh menambahkan krisis iklim juga akan membawa dampak buruk pada ketersediaan air, pangan, hingga keanekaragaman hayati.

Oleh karenanya, pemerintah melakukan berbagai upaya termasuk membuat regulasi dalam rangka mengendalikan perubahan iklim dan memastikan regulasi tersebut terimplementasi dengan baik di semua lini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X