Presiden Prancis Macron anggap puncak protes pembunuhan remaja oleh polisi telah usai, ini pernyataannya

photo author
- Rabu, 5 Juli 2023 | 12:30 WIB
Seseorang bereaksi saat polisi membawa tongkat pada aksi protes menyusul penembakan Nahel di Paris, Prancis, Minggu (2/7/2023). Remaja berusia 17 tahun tersebut ditembak mati lantaran gagal memberhentikan Mercedes AMH yang dikendarainya di jalur bus di Kota Nanterre.  (ANTARA FOTO/REUTERS/ Nacho Doce)
Seseorang bereaksi saat polisi membawa tongkat pada aksi protes menyusul penembakan Nahel di Paris, Prancis, Minggu (2/7/2023). Remaja berusia 17 tahun tersebut ditembak mati lantaran gagal memberhentikan Mercedes AMH yang dikendarainya di jalur bus di Kota Nanterre. (ANTARA FOTO/REUTERS/ Nacho Doce)



HARIAN MERAPI - Presiden Prancis Emmanuel Macron menganggap puncak demonstrasi atas pembunuhan seorang remaja oleh polisi di Perancis sudah selesai.


Macron meminta agar situasi dipulihkan seperti sedia kala, dan itu harus menjadi prioritas utama.


Macron mengatakan, puncak demonstrasi yang dipicu pembunuhan seorang remaja keturunan Afrika Utara oleh polisi, telah berlalu.

Baca Juga: Siswa asal Kyneton High School Australia terkesan kunjungi Sumbersari Moyudan, apa saja kegiatannya

"Kita harus mulai memulihkan tatanan yang berkelanjutan sebagai prioritas mutlak kita," kata Macron kepada 241 wali kota yang berkumpul di Istana Elysee, Paris, seperti dilaporkan BFMTV pada Selasa (4/7).

Macron menuturkan bahwa dirinya akan tetap waspada selama beberapa hari dan minggu berikutnya, tetapi menegaskan bahwa puncak demonstrasi telah berlalu.

Polisi Prancis kembali menangkap 72 orang pada Senin malam (3/7) selama gerakan protes nasional atas tewasnya seorang remaja berusia 17 tahun akibat tembakan fatal polisi pekan lalu.

Menurut angka Kementerian Dalam Negeri Prancis yang diberikan kepada harian Le Figaro, sejak 27 Juni 2023 polisi menangkap total 3.846 orang, dan hampir 5.900 kendaraan serta 1.105 bangunan dibakar di seluruh negeri.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, Yogya dan Semarang Berawan, Denpasar dan Bandung Hujan Ringan

Lebih dari 260 kantor polisi juga menjadi sasaran massa dan 808 petugas penegak hukum terluka sejak awal protes.

Protes telah mengguncang Prancis sejak 27 Juni 2023, ketika seorang petugas polisi menembak mati Nahel M, remaja keturunan Aljazair selama pemeriksaan lalu lintas di Kota Nanterre setelah dia diduga mengabaikan perintah untuk berhenti.

Petugas yang melepaskan tembakan menghadapi penyelidikan formal atas pembunuhan dan telah ditempatkan di bawah penahanan awal.

Protes dimulai di Nanterre dan menyebar ke kota-kota lain pada malam berikutnya, termasuk Lyon, Toulouse, Lille, dan Marseille.

Ketegangan meningkat menyusul bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Baca Juga: Mario Dandy Akui Berbohong Saat Jalani BAP

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X