Polemik ujian praktik pembuatan SIM, Korlantas Polri diminta buat materi ujian SIM yang substanstif

photo author
- Senin, 26 Juni 2023 | 17:55 WIB
angkapan layar - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.  (ANTARA/Melalusa Susthira K.)
angkapan layar - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. (ANTARA/Melalusa Susthira K.)

HARIAN MERAPI - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri diminta fokus untuk membuat materi ujian surat izin mengemudi (SIM) yang lebih substantif, terutama aspek psikologi.

"Jadi tolong Pak Kakorlantas segera rumuskan kembali materi dan tahapan ujian yang lebih substantif," kata Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (26/6/2023).

Sahroni menyebutkan, tes psikologi harus lebih up to date. Pastikan juga bahwa calon pemegang SIM benar-benar memiliki kesiapan mental dalam berkendara.

Baca Juga: Menjelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok Pangan di Sukoharjo Naik, Apa Saja yang Naik?

Sebab, menurut dia banyak pemilik SIM yang tidak siap secara mental sebagaimana sejumlah peristiwa berlalu lintas beberapa waktu belakangan.

"Agar kasus-kasus tindak arogansi di jalanan seperti belakangan ini dapat kita cegah,” ujarnya.

Sehingga, lanjut dia, ujian SIM bukan sekedar ajang “unjuk gigi” kemampuan berkendara saja, melainkan banyak faktor-faktor lainnya yang harus diperhatikan dalam ujian pembuatan SIM.

Sahroni pun mengaku heran dengan materi ujian praktik pembuatan SIM menggunakan jalan menyerupai angka delapan yang menurutnya terbilang sulit itu.

Baca Juga: Kades Gedongan Colomadu Dipecat Bupati Karanganyar, Ini Penyebabnya

"Heran juga kita sebenarnya, apa maksud dan tujuan dari materi-materi super sulit seperti itu. Di jalan kan tidak ada yang begitu. Saya aja enggak pernah lihat ada jalanan bentuk angka delapan,” ucapnya.

Untuk itu, dia sependapat dengan arahan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo yang meminta Kakorlantas untuk memperbaiki layanan pembuatan SIM lantaran dinilainya tidak relevan dan menjadi keresahan dari masyarakat.

“Saya sepakat dengan Pak Kapolri, ujian SIM ini banyak yang tidak relevan dan harus segera diubah guna sesuaikan kebutuhan," ucapnya.

Baca Juga: Ingin Punya, Mahasiswa Semester 7 Lakukan Pencurian Sepeda Motor

Meski demikian, Sahroni mengingatkan bahwa memperbaiki layanan pembuatan SIM tidak serta merta berarti dimudahkan, karena peran dan fungsi SIM seharusnya dapat meliputi segala aspek karena menyangkut keselamatan orang banyak.

"Tapi kita buat ujian SIM ini harus bisa mencakup lebih banyak variabel yang relevan. Baik itu dari segi kemampuan, pemahaman, hingga kesiapan berkendara. Jadi ujiannya tetap sulit dan ketat, tapi dalam maksud dan tujuan yang jelas,” tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X