Penyintas bencana di Sumatera perlu pendampingan, begini langkahnya

photo author
- Senin, 15 Desember 2025 | 12:30 WIB
Ilustrasi - Pengungsi bencana banjir luapan Sungai Tingkeum beristirahat bersama anaknya di posko pengungsian Aceh Masjid Jamie Al-Itiqamah, Ulee Tutue, Bireuen, Aceh, Senin (1/12/2025).  (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Ilustrasi - Pengungsi bencana banjir luapan Sungai Tingkeum beristirahat bersama anaknya di posko pengungsian Aceh Masjid Jamie Al-Itiqamah, Ulee Tutue, Bireuen, Aceh, Senin (1/12/2025). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Baca Juga: Jadi Daerah Tujuan Investasi, Belasan Ribu Pekerja Sukoharjo Bekerja di Perusahaan Asing

“Kegiatan dibuat menyenangkan agar anak bisa kembali fokus. Banyak dari mereka memasuki masa ujian sekolah sehingga pendampingan ini sangat penting untuk mengembalikan stabilitas emosi,” kata Evelynd, dalam keterangan pers yang diterima beberapa waktu lalu.

Evelynd menekankan bahwa pendampingan psikologis terhadap anak perlu melibatkan peran orang tua, termasuk dalam mengatur dan membatasi penggunaan gawai serta mengarahkannya pada konsumsi informasi apa yang layak untuk anak.

Program itu sejalan dengan penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 (PP Tunas) yang menekankan pelindungan anak dari risiko digital. Regulasi tersebut mengatur filter usia, kewajiban platform serta persetujuan orang tua.

“Anak-anak adalah masa depan. Resiliensi dan literasi harus ditanamkan sejak sekarang agar mereka tumbuh lebih kuat dan aman di dunia digital,” ujar Evelynd.

Salah satu upaya pendampingan psikologis tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital bersama Save the Children dan Universitas Negeri Padang dengan menerapkan pendekatan yang menyenangkan agar anak-anak kembali bersemangat, seperti diajak mengikuti aktivitas tanpa gawai dengan mengikuti kuis, menggambar, membaca cerita, dan permainan kolaboratif. Pendekatan ini dinilai efektif membantu anak kembali berinteraksi dan memulihkan rasa aman setelah tinggal di pengungsian.

 

Baca Juga: Jurnalis Yogyakarta Rajut Silaturahmi dan Lepas Penat Lewat Mancing Gerrsama

Dalam hal ini, pascabencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera, pemerintah pun turut mengintensifkan pendampingan psikologis bagi para penyintas khususnya melalui layanan pemulihan psikologis atau trauma healing.

"Negara hadir untuk memastikan setiap perempuan dan anak serta kelompok rentan lainnya termasuk lansia dan penyandang disabilitas mendapatkan perlindungan dan pemenuhan hak yang layak selama masa tanggap darurat maupun fase pemulihan nantinya," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi dalam keterangan di Jakarta, Selasa (2/12).*

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Rekomendasi

Terkini

X