Baca Juga: Hasil Pantauan TPID DIY: Harga Cabai dan Sayuran Melonjak
Selain itu, lanjut Nyadi, perlu juga pengecekan sensorik, penerapan sistem FEFO (first expired, first out) serta edukasi kepada donatur dan penerima donasi.
Sebab, hal tersebut dapat menjadi kunci dalam memastikan bahwa bantuan yang diberikan tetap aman dan layak konsumsi. Sehingga, ia menegaskan, produk expired tak boleh dibagikan, wajib dibuang.
Sedangkan pemateri kedua, Tis’a Salma Muthi’ah SGz MPH (dari Universitas Ahmad Dahlan, Yogya) menjelaskan, pemenuhan pangan yang sehat, bergizi dan aman merupakan fondasi penting dalam optimalisasi tumbuh kembang anak.
Terutama di LKSA, masa kanak-kanak hingga remaja merupakan periode emas yang menentukan kualitas hidup di masa depan, di mana asupan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan usia.
“Mulai dari MP-ASI hingga pola makan keluarga, sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, kognitif dan kesehatan jangka panjang,” ungkap Salma.
Ditambahkan, LKSA tak hanya bertanggung jawab memastikan anak asuh mendapat makanan yang cukup, tetapi juga wajib memantau status gizi dengan alat seperti Kartu Menuju Sehat (KMS) dan standar antropometri.
Adapun peserta Workshop Forum LKSA Sleman yang hadir yakni pengurus/perwakilan LKSA asal Sleman, antara lain LKSA Hamba, Bina Remaja, Al Kamalia, Yayasan SPA, LKSA Damayanti dan LKSA Mekar Melati.
Ada lagi, LKSA Sasana Kreatif Mandiri, LKSA Rumah Bayi, PA Annur Prambanan, Permata Nusantara, Al Barokah Prambanan, Yayasan Kiwari, Rumah Sajada, Daarul Ilmi, Abudzar Al Ghifari, Daarut Taqwa, Queen Latifa, Madania dan Rumah Impian.*