Teguh mengatakan GSN telah bekerja sama dengan beberapa bengkel untuk layanan perbaikan, sementara pemerintah daerah diimbau menyediakan fasilitas pengisian daya di pangkalan becak agar operasional kendaraan tetap terjaga.
Salah seorang penerima bantuan, Abdul Mungid (75) mengaku terbantu karena pendapatannya sebelumnya kerap tidak menentu.
Baca Juga: Isi libur Nataru bersama keluarga, ini paket wisata yang disiapkan Kemenpar
“Menarik becak kayu itu berat. Kadang cuma dapat Rp50 ribu atau kosong. Dengan becak listrik ini saya sangat bersyukur,” kata dia yang berasal dari Desa Kebumen, Kecamatan Baturaden, yang dalam kesehariannya mangkal di Puskesmas Purwokerto Timur II.
Penerima bantuan lainnya, Sugeng Riyanto (55) dari Karanglewas, mengharapkan pendapatan hariannya bisa meningkat dengan adanya becak listrik itu.
“Kadang dulu hanya dapat Rp20 ribu-Rp40 ribu. Sekarang lebih ringan karena tidak butuh tenaga besar,” katanya.
Penanggung jawab penyaluran bantuan becak listrik di Banyumas, Rachmat Imanda mengatakan berdasarkan pendataan sementara, jumlah pengemudi becak di Banyumas sebanyak 350 orang, belum termasuk yang berada di pelosok desa.
Secara bertahap, kata dia, seluruh pengemudi becak di Banyumas akan mendapatkan bantuan becak listrik dari Presiden.
“Kami juga akan mengawasi agar bantuan ini tidak disalahgunakan atau dijual,” katanya.(*)