Sebagian kalurahan di DIY memiliki program pemberdayaan ekonomi perempuan berlabel Desa Prima, berikut contoh kegiatannya

photo author
- Kamis, 6 November 2025 | 13:15 WIB
Sebagian anggota KEP Desa Prima Wedomartani saat membuka stand pameran dan bazar produk UMKM.  (Foto: Sulistyanto)
Sebagian anggota KEP Desa Prima Wedomartani saat membuka stand pameran dan bazar produk UMKM. (Foto: Sulistyanto)

HARIAN MERAPI - Semangat pemberdayaan untuk memajukan kesejahteraan perempuan dapat dilaksanakan dengan beragam cara. Satu di antaranya lewat Kelompok Ekonomi Produktif (KEP) Desa Prima.

Kata Prima sendiri merupakan akronim dari Perempuan Indonesia Maju Mandiri. Sebagian Kalurahan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah memiliki Desa Prima.

Pembentukan hingga pelaksanaan kegiatan Desa Prima didukung maupun banyak didampingi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY hingga pihak Pemkal setempat.

Contoh kalurahan yang memiliki Desa Prima, yakni Wedormatani Ngemplak dan Pandowoharjo Sleman. Segenap pengurusnya berusaha, agar Desa Prima mampu menjadi model pemberdayaan ekonomi perempuan.

Bahkan, bisa sebagai penggerak pembangunan desa (kalurahan) berbasis potensi lokal. Contoh usaha pemberdayaannya seperti pembukaan usaha kecil (bidang makanan-minuman/kerajinan) hingga penguatan usaha kecil/mikro.

Baca Juga: Ini alasan PBNU dukung Soeharto dan Gus Dur jadi Pahlawan Nasional

Menurut Ketua Desa Prima Wedomartani, Hastuti, KEP Desa Prima di tempatnya saat ini mempunyai 50 anggota. Kegiatan yang diterjuni cukup beragam seperti usaha bidang budidaya peternakan, perikanan dan pertanian.

“Ada pula bidang makanan dan minuman seperti membuat beberapa jenis jamu tradisional, makanan tradisional jenis sagon, tape ketan, tape singkong, bothok sampai buntil daun pepaya,” ungkapnya, baru-baru ini.

Sedangkan bidang kerajinan, misalnya membuat beberapa produk dari kain perca, pembuatan kain batik sibori, ecoprint serta batik tulis/kombinasi tulis dan cap.

Kain batik yang diunggulkan, yakni motif gebang. Sebab, di Wedomartani ada pohon khas dan kian langka sering disebut gebang. Daun, bunga hingga biji tanaman tersebut menjadi inspirasi motif batik.

“Kami dari Desa Prima biasa membuka stand bazar ketika di kantor Pemkal ada berbagai kegiatan penting. Setiap Jumat pagi juga ikut Pasar Tani di Lapangan Pemkab Sleman,” urai Hastuti.

Baca Juga: Menggali Harta Karun: Mendorong Potensi Anak Melalui Bakat dan Minat Sejak Dini

Sementara itu Ketua Desa Prima Pandowoharjo, Siti Mintarsih menjelaskan, jumlah peserta Desa Prima di tempatnya saat ini ada 29 anggota.

Berbagai pelatihan keterampilan pernah dilaksanakan, seperti pembuatan aneka makanan/jajan pasar dan minuman tradisional. Pernah juga pelatihan keterampilan membuat batik sibori.

Hasil dari pelatihan tersebut, akhirnya sampai saat ini bisa rutin membuat aneka produk, misalnya olahan ikan berbahan dasar ikan, bakso goreng, onde-onde, keripik tempe sagu, stik bawang dan ceriping berbahan pepaya mentah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X