Salah satu anggota pasukan, Adib (15), mengaku bangga bisa ikut dalam kegiatan tersebut.
Bagi dia, menjadi santri bukan hanya menghafal Al-Qur’an dan mengaji kitab Kuning, tetapi juga harus berperan aktif menjaga lingkungan sekitar.
“Saya senang bisa ikut bersih-bersih. Ini bagian dari tanggung jawab kami sebagai santri. Kami ingin menunjukkan bahwa santri juga peduli lingkungan,” ujarnya sambil memunguti sampah plastik di area taman alun-alun.
Kegiatan bersih-bersih itu sejalan dengan tema Hari Santri Nasional tahun 2025, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”
Baca Juga: Kasus penyaluran bansos, KPK: Ada enam subkontraktor yang diduga terlibat dan menikmati untung
Tema tersebut, menurut KH Agus, menjadi pengingat bahwa santri masa kini harus menjadi agen perubahan dan peradaban, termasuk dalam menyikapi isu-isu global seperti pemanasan global (global warming) dan krisis lingkungan.
“Santri hari ini bukan hanya menjaga agama dan bangsa, tetapi juga menjadi pelopor peradaban. Termasuk menjaga bumi agar tetap bersih dan lestari,” tegasnya.
Aksi pasukan Khufadz Addairoh pun menarik perhatian warga yang masih berada di sekitar alun-alun.
Banyak yang memuji semangat para santri muda itu dalam menjaga kebersihan tanpa diminta.
Dengan senyum sederhana dan langkah ringan, mereka menunjukkan bahwa cinta lingkungan bisa dimulai dari hal kecil memungut sampah dan menjaga kebersihan sekitar sebagai wujud nyata iman dan tanggung jawab sosial santri. *