5 Fakta di Balik Bola Api Misterius di Langit Cirebon: BRIN Sebut Meteor, BMKG Kumpulkan Data

photo author
- Senin, 6 Oktober 2025 | 20:55 WIB
Rekaman CCTV saat sebuah benda asing diduga meteor melintas di kawasan Cirebon, Jawa Barat.  (Instagram/t_djamal)
Rekaman CCTV saat sebuah benda asing diduga meteor melintas di kawasan Cirebon, Jawa Barat. (Instagram/t_djamal)

“Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan - Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35 - 18.39,” ujar Thomas dalam unggahan Instagram pribadinya, @t_djamal, Minggu 5 Oktober 2025.

Thomas menjelaskan bahwa berdasarkan kesaksian warga dan data sensor BMKG Cirebon, pada pukul 18:39:12 WIB terdeteksi adanya getaran yang kemungkinan disebabkan oleh gelombang kejut dari meteor saat memasuki atmosfer.

“Meteor jatuh di Laut Jawa,” tambahnya.

3. Bukan dari Fenomena Hujan Meteor Draconid

Baca Juga: Hingga Senin dini hari, sebanyak 54 jenazah korban Al Khoziny berhasil dievakuasi. Hari pencarian fokus di sisi selatan

Thomas menegaskan, meteor yang melintas di langit Cirebon bukan bagian dari hujan meteor Draconid, meskipun fenomena tersebut memang sedang terjadi pada 5-8 Oktober 2025.

“Karena ini ukuran cukup besar sehingga menimbulkan gelombang kejut,” katanya.

Sebagai informasi, hujan meteor Draconid berasal dari puing-puing komet 21P Giacobini-Zinner yang terbakar di atmosfer Bumi.

Hujan meteor ini biasanya terlihat dari arah rasi bintang Draco dan menghasilkan hingga 10 meteor per jam.

Baca Juga: Update kasus kuota haji, KPK panggil Dewan Pembina Gaphura Muharom Ahmad

Namun, karakteristik meteor di Cirebon menunjukkan skala yang jauh lebih besar dan tunggal, bukan serpihan kecil seperti hujan meteor pada umumnya.

4. BMKG Kertajati Kumpulkan Data Tambahan

Sementara itu, BMKG Stasiun Kertajati masih melakukan penelusuran untuk memastikan sumber dentuman keras tersebut.

Baca Juga: Proses penyelamatan tujuh pekerja tambang Grasberg Block Cave Tembagapura tuntas, 7 jenazah berhasil dievakuasi

Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, menjelaskan bahwa suara dentuman dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti petir, gempa, atau longsor. Namun, kondisi cuaca saat kejadian dinyatakan cerah berawan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X