HARIAN MERAPI - Kirab Gunungan Palawija dan Ingkung hingga replika batu besar Gunung Merapi memeriahkan Merti Dusun Padukuhan Kepuh di Kalurahan Kepuharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu (6/9/2025).
Arak-arakan kirab gunungan palawija dan ingkung serta replika batu besar Gunung Merapi merti dusun Padukuhan Kepuh, dimulai dari halaman Kantor Kalurahan Kepuharjo, menuju objek wisata Sela Maruta.
Menempuh jarak sekitar 2 kilometer, kirab gunungan palawija, ingkung, dan replika batu besar Gunung Merapi, dikawal oleh belasan bregodo tradisional, diiring ratusan warga yang tampak antusias mengikuti kirab.
Setiba di lokasi Sela Maruta, gunungan palawija dan ingkung yang dilengkapi sejumlah nasi tumpeng dan nasi kuning, serta lauk pauk, diletakkan di tanah lapang dengan alas tikar yang digelar memanjang.
Sementara itu, alunan gamelan jawa uyon-uyon mengiringi serangkaian acara di pelataran Sela Maruta tersebut, dan menambah khidmat suasana tradisi merti dusun.
Gelar acara merti dusun kemudian diisi dengan berbagai sambutan perangkat desa setempat, yang mengajak warga untuk menjaga semangat gotong-royong.
Lurah Desa Kepuharjo Heri Soeprapto, dalam kesempatan itu mengajak kepada warga desa untuk kembali mengolah tanah agar bisa menghasilkan.
"Tanah-tanah yang dulu terkena erupsi Gunung Merapi, mari bersama-sama diolah kembali dan ditanami agar bisa menghasilkan," katanya.
Gelar merti dusun selain menjadi simbol rasa syukur atas berkah Illahi, sekaligus juga menjadi sarana memanjatkan doa keselamatan dan kesejahteraan.
Kepala Dukuh Kepuh, Panggung Widodo mengatakan, dengan menggelar merti dusun ini warga berharap tanah-tanah bisa menjadi semakin subur, dan bisa memberi kemakmuran kepada masyarakat.
Dia mengatakan, merti dusun yang disertai dengan kirab gunungan dan bregodo merupakan kali yang pertama digelar sejak erupsi Gunung Merapi tahun 2010.
"Karena itu, merti dusun ini juga diadakan untuk menghidupkan kembali, dan melestarikan kebudayaan leluhur," katanya.
Sebagai informasi, Padukuhan Kepuh merupakan kawasan padukuhan yang dulu hilang akibat erupsi besar Gunung Merapi tahun 2010.