Kotak hitam helikopter jatuh di Kalsel diserahkan ke KNKT, Basarnas: Masih terbaca 99 persen

photo author
- Jumat, 5 September 2025 | 22:05 WIB
Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo memberikan keterangan terkait kecelakaan Helikopter BK117 D3 saat jasad korban tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (5/9/2025). ( ANTARA/Tumpal Andani Aritonang )
Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo memberikan keterangan terkait kecelakaan Helikopter BK117 D3 saat jasad korban tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (5/9/2025). ( ANTARA/Tumpal Andani Aritonang )

HARIAN MERAPI - Kotak hitam atau black box pada helikopter BK117 D3 yang jatuh di kawasan hutan Desa Emil Baru, Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, masih bisa terbaca 99 persen.

“Tadi pagi kotak hitam sudah diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT menyatakan kotak hitam dalam keadaan bagus dan data bisa terbaca 99 persen,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo di Banjarmasin, Jumat (5/9/2025).

Ia menyebut kotak hitam itu diberikan kepada KNKT untuk kepentingan penyelidikan apa penyebab helikopter mengalami kecelakaan dan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

“Kewenangan menyelidiki kecelakaan helikopter ada di lembaga KNKT,” ujar Yudhi seperti dilansir Antara.

Dia menuturkan kotak hitam itu ditemukan masih menempel di bagian ekor helikopter yang tidak hancur, sementara bodi helikopter hangus.

Baca Juga: Analis Kredit Bank di Sulsel Terjerat Skandal Korupsi, Diduga Bobol Rekening Rp2,22 Miliar untuk Trading Kripto

Dalam operasi pencarian, Yudhi mengatakan Tim SAR menemukan kotak hitam itu beberapa meter dari bangkai helikopter pada Kamis (4/9) sekitar pukul 15.10 WITA di tengah upaya evakuasi jasad korban.

Sedangkan bangkai helikopter ditemukan di titik 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E, kawasan hutan sekitar Desa Emil Baru, Kecamatan Mentewe, Tanah Bumbu, Kalsel, pada Rabu (3/9) sekitar pukul 14.45 WITA, sejak hilang kontak pada Senin (1/9) sekitar pukul 08.54 WITA.

Helikopter tersebut ditemukan pada jarak sekitar 700 meter dari titik koordinat yang sebelumnya diberikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Pejabat On Scene Commander (OSC) mengerahkan seluruh Search and Rescue Unit (SRU) darat menuju lokasi penemuan untuk memperkuat proses evakuasi hingga akhirnya berhasil mengevakuasi seluruh jasad pada Kamis (4/9) sekitar pukul 21.50 WITA.

Delapan jasad itu terdiri atas seorang pilot bernama Kapten Haryanto berasal dari Kota Batam, Kepulauan Riau), teknisi bernama Hendra Darmawan (Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan).

Kemudian enam penumpang, yakni Mark Werren (Australia), Santha Kumar Prabhakaran (India), Claudine Pereira Quito (Brasil), Iboy Irfan Rosa (Kabupaten Kuantan Singingi, Riau), Yudi Febrian Rahman (Pekan Baru, Riau), Andys Rissa Pasulu (Kota Balikpapan, Kalimantan Timur).(*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X