HARIAN MERAPI - Pemerintah Kota Yogyakarta mulai menerapkan penghematan penggunaan listrik dan air di perkantoran sebagai upaya mendukung efisiensi anggaran. Hanya saja, Pemkot belum berencana menerapkan work from home (WFH) bagi pegawai di lingkungan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto menyebut penghematan listrik dan air mampu mengurangi beban biaya operasional tanpa mengganggu layanan publik.
"Misalnya pulang kerja semua listrik mati, ruangan yang tidak dipakai listrik dimatikan. Jadi, listrik, air, dan semua fasilitas sarana yang memang bisa dihemat, kita lakukan untuk menghemat," ujar Sugeng dikutip dari ANTARA di Yogyakarta, Selasa (11/2).
Baca Juga: Mulai 11 Februari 2025, 18 Puskesmas di Kota Yogyakarta Layani Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Dalam praktiknya, Pemkot Yogyakarta bakal memastikan perangkat elektronik di ruangan yang tidak digunakan dimatikan sepenuhnya.
Selain itu, operasional komputer juga akan dikendalikan penggunaannya, terutama saat hari libur atau di luar jam kerja.
"Mungkin kalau IT selalu 'on' ya, tapi kalau komputer-komputer kan bisa dimatikan, apalagi kalau hari libur," ujarnya.
Baca Juga: Uji Coba Penutupan Plengkung Gading, Kraton Yogyakarta Janji Tak Usir Pedagang
Sugeng mengakui belum ada angka pasti terkait besaran penghematan yang dapat dicapai lewat kebijakan itu.
Namun, ia meyakini langkah tersebut signifikan mengurangi pengeluaran pemerintah, mengingat biaya listrik dan air di lingkungan Pemkot Yogyakarta cukup besar.
"Kalau tepatnya (angka penghematan) saya enggak tahu persis ya, tapi minimal akan mengurangi 'budget' atau anggaran pemerintah," paparnya.
Sugeng memastikan efisiensi anggaran tidak akan menghilangkan kegiatan yang wajib dan mengikat, termasuk program-program pemerintah dengan kategori sangat penting.
Dia mengaku belum berencana menerapkan "work from home" (WFH) bagi pegawai di lingkungan Pemkot Yogyakarta. "Belum, kalau itu kami masih menunggu," ujarnya. *