Rekan Tomon, Sumaryadi menambahkan, beragam upaya perlu diterapkan ketika suatu pasar kehilangan ‘kumandhang,’ sehingga bisa ‘ngumandhang’ lebih luas lagi.
Rangkaian acara tersebut dapat pula menjadi spirit mengasah mingising budi dan memasuh malaning bumi. Maknanya, yakni mengasah ketajaman akal budi dan membasuh malapetaka bumi.
“Relevansinya, kita harus meningkatkan ilmu pengetahuan, tekonologi dan seni. Selain itu, selayaknya kita semua berusaha menghindari sifat-sifat serakah,” tuturnya.
Sementara itu salah satu pemilik usaha klithikan di Pasar Kumandhang Lojajar, Angelia N berharap, pasar setempat bisa kian maju dan berkembang.
Baca Juga: Sebanyak 505 kepala daerah Iikuti retret di Magelang selama sepekan
Adanya tagline Pasar Senine Wong Sleman, diharapkan tak hanya ada kegiatan jual-beli seperti bidang kuliner, satwa, fashion dan klithikan, tapi juga ada kegiatan seni budaya.
“Semoga Pasar Kumandhang Lojajar Tempel bisa semakin dikenal kalangan luas, tak hanya di Sleman, tapi juga DIY, bahkan daerah-daerah lain,” ungkapnya. *