HARIAN MERAPI - Pendaki Indonesia Putri Handayani menyebut Gunung Denali (6.190 mdpl) di Amerika Serikat menjadi tantangan terberatnya dalam rangka menuntaskan misi perempuan pertama peraih predikat The Explorer's Grand Slam di Asia Tenggara.
Ia menilai tantangan mendaki gunung itu tiga kali lipat lebih sulit dibandingkan Gunung Vinson di Antartika.
"Tantangannya karena dekat dengan Kutub Utara," kata Putri dilansir dari ANTARA dalam Press Conference and Sharing Session di Jakarta, Kamis malam, setelah membuat pencapaian terbaru mendaki Gunung Vinson (4.892 mdpl) pada Rabu (8/1).
Baca Juga: Dear para pendaki, jalur pendakian Gunung Semeru ditutup hingga 8 Februari 2025
Dia memandang gunung itu sangat berat didaki karena tekanan udara yang tinggi dan sulit bernafas.
Dia juga harus lebih mandiri dalam mengatur dan mengangkat beban yang harus dibawa ke puncak gunung itu.
Selain itu, medan pendakian juga cukup ekstrem untuk dilalui sehingga pendakian harus dilakukan dengan perlahan dan sangat hati-hati yang akibatnya menguras energi dan menguji mental.
Baca Juga: Demi stabilitas fiskal, Presiden Prabowo instruksikan efisiensi Rp306 triliun
Tetapi Putri mengaku memiliki cara-cara tersendiri dalam menjaga tingkat 'kewarasan' pada kondisi udara tipis yang membuatnya sulit bernafas.
"Biasanya saya suka mengingat kemenangan-kemenangan kecil yang sudah pernah diraih guna memompa semangat," ujar perempuan kelahiran Kabupaten Serdang Bedagai di Sumatera Utara tersebut.
Ia menambahkan, otak atau cara berpikir akan sangat menentukan kemampuan mental dan fisik untuk mencapai hal-hal berat.
Baca Juga: LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan Demi Menjaga Stabilitas Keuangan dan Perbankan
Oleh sebab itu, dia selalu menjaga pikiran positif dalam setiap tantangan yang dihadapinya.
"Kalau kita berpikir negatif, itu cepat banget juga ke arah negatif," kata lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini.
Ia mengaku selalu mempersiapkan fisik sejak enam bulan sebelum memulai.