Museum Kretek Kudus menyimpan 1.195 koleksi yang mengisahkan tentang perkembangan kretek di tanah Jawa

photo author
- Sabtu, 18 Januari 2025 | 21:00 WIB
Alat produksi rokok kretek. (MERAPI-Disbudpar Kudus)
Alat produksi rokok kretek. (MERAPI-Disbudpar Kudus)

HARIAN MERAPI - Kretek merupakan rokok khas Indonesia yang terbuat dari tembakau dan cengkih. Kretek juga mengandung rempah-rempah pilihan dari Nusantara.

Terkait dengan kretek, maka sudah ada Museum Kretek yang terletak di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Museum Kretek menyimpan beragam koleksi total berjumlah 1.195 yang mengisahkan tentang perkembangan kretek di tanah Jawa.

Baca Juga: Setengah Abad HIPMI DIY, Abdul Latief Kenang Jasa Besar Sri Sultan HB IX

Kretek sendiri lahir di Kudus tidak terlepas dari sosok Haji Djamhari. Ketika itu, Haji Djamhari memiliki sakit sesak nafas, lalu mengambil minyak cengkih dan dioleskan di dada dan tubuhnya.

Setelah dioleskan, sesak nafasnya reda. Kemudian ia bereksperimen dengan menghaluskan cengkeh, dicampur dengan tembakau, dilinting menggunakan “klobot” kulit jagung, diikat dengan benang lalu dibakar dihisap.

Nah, bunyi 'kemretek' atau terdengar 'kretek..kretek..kretek..." dari lintingan yang dibakar inilah menjadi asal-usul nama kretek.

Sedang Museum Kretek didirikan di atas lahan seluas 2,5 ha pada tahun 1986 atas prakarsa Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah, ketika berkunjung ke Kudus dan melihat potensi besar perusahaan kretek yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di kota tersebut.

Baca Juga: BRI Menjadi Satu-Satunya BUMN Penerbit Obligasi Hijau di Tahun 2024, Terdepan dalam Praktik Sustainable Finance

Museum ini menyimpan 1.195 koleksi tentang sejarah kretek, misalnya kiprah Nitisemito yang mendirikan Pabrik Rokok Bal Tiga, dokumen-dokumen perusahaan pada waktu itu,

alat-alat tradisional pembuatan rokok hingga yang menggunakan teknologi modern, diorama jenis-jenis tembakau cengkeh, diorama pembuatan rokok di pabrik, dan lain sebagainya.

Dilansir laman jatengprov.go.id, di sekitar komplek museum terdapat beberapa miniatur bangunan cagar budaya,

seperti Oemah Kembar Nitisemito yang banyak dianggap menjadi saksi bisu kejayaan Sang Raja Kretek Nitisemito, Masjid Wali loram Kulon dengan gapura padureksan yang sungguh ikonik, serta Rumah Adat Kudus “Joglo Pencu” dengan arsitektur perpaduan budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda).

Baca Juga: Rakerwil Lazismu DIY 2025 usung tema Sinergi Kebajikan untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDGs, ada pemberian award saat pembukaan

Fasilitas yang tersedia di Museum Kretek cukup lengkap. Banyak wahana untuk anak-anak, sehingga tidak akan bosan saat berkunjung ke sini, seperti trampoline, terapi ikan, mandi bola, ember tumpah dan mini waterboom.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: jatengprov.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X