HARIAN MERAPI - Israel makin menjadi-jadi melakukan gonosida terhadap warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Serangan Israel sejak 5 Oktober 2024 di Gaza Utara setidaknya telah menewaskan 5.000 warga Palestina.
Demikian data yang disampaikan otoritas setempat, Minggu (12/1).
Baca Juga: Menbud Fadli Zon Resmikan Revitalisasi Situs Tamansari Gunongan Aceh
Dalam sebuah pernyataan, kantor media pemerintah Gaza mengatakan bahwa sekitar 9.500 orang terluka dan 2.600 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, ditawan oleh Israel.
Kantor itu menyebut Israel telah melakukan "pelanggaran terhadap semua konvensi dan norma internasional."
“Dalam 100 hari terakhir, rakyat kami di Gaza Utara mengalami pembunuhan, pembersihan etnis, kehancuran, dan pengungsian yang paling mengerikan," kata mereka.
Disebutkan pula, serangan terhadap tempat tinggal, rumah sakit, fasilitas umum, dan infrastruktur di Gaza Utara "jelas-jelas menunjukkan niat Israel yang secara sengaja dan sistematis" untuk menghancurkan fondasi kehidupan di Jalur Gaza.
Tindakan Israel juga dinilai telah menyebabkan krisis kemanusiaan bagi rakyat Palestina.
Baca Juga: Atletico Madrid Geser Real Madrid dari Puncak Klasemen Liga Spanyol
“Israel tidak akan berhasil memaksa rakyat kami meninggalkan rumah mereka atau mencuri hak-hak mereka,” tulis pernyataan itu.
Israel terus melancarkan operasi darat besar-besaran di Gaza utara sejak 5 Oktober dengan dalih mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatukan kekuatan kembali.
Palestina menuding Israel berusaha menduduki wilayah itu dan mengusir penduduknya secara paksa.
Sejak itu, Israel melarang masuk bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, ke Gaza utara sehingga penduduknya terancam kelaparan.
Serangan di Gaza utara menjadi episode baru dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 46.500 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.