HARIAN MERAPI - Situasi di Lebanon kian memanas setelah Israel melakukan serangan membabi buta.
Hizbullah pun tak menyerah dan melancarkan serangan balasan, hingga situasi makin memanas.
Melihat kondisi tersebut, Australia meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan kelompok Hizbullah.
Baca Juga: Mahasiswi asal Semarang Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Seturan, Ini Kronologinya
"Situasi keamanan di Lebanon dapat memburuk dengan cepat. Warga Australia di Lebanon harus segera meninggalkan negara itu selagi penerbangan komersial masih tersedia," kata Menteri Luar Negeri Penny Wong di media sosial X pada Senin.
Menurut Wong, Australia sangat khawatir atas eskalasi konflik di Timur Tengah.
"Permusuhan lebih lanjut membahayakan warga sipil," ujarnya, menambahkan.
Pertempuran lintas batas antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat di tengah perang mematikan Israel di Jalur Gaza, yang menewaskan hampir 41.400 korban, sejak 7 Oktober tahun lalu.
Wong juga mengumumkan bahwa Canberra akan memberikan tambahan 10 juta dolar Australia (sekitar Rp104 miliar) sebagai tanggapan atas krisis kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat.
Pendanaan tersebut akan diberikan kepada Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) guna membantu menyelamatkan nyawa.
“Kami terus mendorong akses kemanusiaan yang aman, cepat, dan tanpa hambatan di Gaza,” tutur Wong.*