HARIAN MERAPI - Serangan monyet ekor panjang (MEP) kembali meresahkan masyarakat. Akibat ketersediaan makanan di habitatnya monyet ekor panjang kini merusak berbagai jenis tanaman pangan.
Upaya mengusir satwa monyet ekor panjang ini dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan di Kapanewon Tanjungsari Gunungkidul menggunakan petasan.
Upaya mengusir satwa monyet ekor panjang dengan petasan mengakibatkan ada salah satu warga yang terluka kehilangan salah satu jari tangannya akibat terkena letusan petasan.
Baca Juga: Memenuhi Tuntutan Warga Puncel Pati, Pemilik Tutup Hotel DY
"Petasan selama ini efektif untuk mengusir monyer ekor panjang sehingga sering digunakan,"kata Sarwanto salah satu warga Gaduhan, Hargosari, Tanjungsari.
Serangan monyet ekor panjang di Kalurahan Hargosari, Tanjungsari ini mengalami peningkatan sejak lima tahun terakhir.
Menurutnya karakter monyet ekor Panjang mampu mengobservasi situasi. Dalam dua-tiga hari menghilang setelah diusir tetapi kemudian datang lagi merusak tanaman pangan
Selama setahun terakhir ini ada tiga koloni. Satu koloni ada sekitar 35 ekor. Satu ladang bisa habis karena koloni ini.
Baca Juga: Inggris juara Piala Eropa 2024 atau tidak, posisi Southgate tetap aman
Bahkan, ladang jagung siap panen miliknya seluas sekitar 2.000 meter persegi gagal panen.
"Kami mohon agar pemerintah memberi solusi penanganan monyet ekor panjang tersebut," imbuhnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Antonius Hary Sukmono mengatakan terkait serangan monyet ekor panjang pihaknya telah membuat kajian karakteristik MEP bersama akademisi.
Baca Juga: Berbeda dengan Luhut, Menteri ESDM nyatakan belum ada pembatasan BBM subsidi di 17 Agustus
DLH menyadari gangguan monyet ekor panjang tidak hanya terjadi di Kalurahan Hargosari. Hampir di seluruh kapanewon di Gunungkidul ada gangguan MEP.