HARIAN MERAPI - Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Achmad Luthfi mendorong masyarakat Sukolilo untuk recovery. Yakni berusaha menghapus adanya anggapan (stigma) buruk. Misalnya dengan menggelar kegiatan bhakti kesehatan atau sosial lainnya.
"Kita pastikan jangan sampai terjadi lagi kasus, seperti kemarin. Semua warga harus tunduk hukum. Jangan main hakim sendiri," katanya usai menemui puluhan tokoh masyarakat Sukolilo Pati, Kamis (20/6/2024).
Menyinggung soal tragedi Sumbersoko kecamatan Sukolilo, Kapolda Jateng menegaskan, pihaknya telah memeriksa 33 orang, dan 10 diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Namun jika nanti ada petunjuk dan bukti lain, bisa saja akan ada penambahan tersangka," tambahnya.
Baca Juga: Inilah kisah eks Napiter di Yogya, niatnya belajar agama tapi malah menyimpang
Menurutnya, kasus Sumbersoko dipicu akibat emosi sesaat oleh seseorang. Yang kemudian mengundang reaksi banyak orang.
"Kasus semacam itu, bisa terjadi dimana saja" kata Irjen Pol Achmad Lutfhi.
Sebelum menuju ke Sukolilo, Kapolda Jateng sempat melakukan dialog dengan ratusan kepala desa kabupaten Pati.
Kapolda Jateng mengajak kades untuk menciptakan pilkada damai, Nofember mendatang.
Sebagaimana diberitakan, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Satake Bayu yang didampingi Kapolresta Pati, Kombes Adhika Adhitama pada konferensi perss lalu, mengenai kasus yang pembakaran mobil dan pengroyokan sehingga menyebabkan seorang bos rental asal Jakarta meninggal dunia di desa Sumbersoko kecamatan Sukolilo, kejadian Kamis (6/6).
Baca Juga: Antisipasi musim kemarau panjang 2024, ini langkah yang diambil Kementan
Polisi semula menangkap tiga tersangka pelakunya. Namun sekarang sudah 10 yang diamankan. Mereka disebut memiliki peran signifikan dalam insiden tragis tersebut.
Kombes Satake Bayu mengungkapkan kasus bermula saat BH (korban) bersama tiga rekannya, SH (28), KB (54), dan AS (37), berusaha mencari mobil rental yang hilang. Berdasarkan penelusuran GPS, mereka menemukan mobil tersebut di wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.
Ketika mencoba mengambil mobil dengan kunci cadangan, mereka diduga sebagai maling oleh warga setempat yang kemudian memicu amukan massa.
"Aksi mereka terlihat warga yang menduga mereka sebagai maling. Warga pun berteriak maling dan mengundang warga lainnya berdatangan. Keempat korban lalu dihajar massa hingga babak belur," terang Satake.(*)