Upaya ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan panen komoditas padi sehat yang minim penggunaan pupuk dan pestisida.
Meski demikian, upaya untuk mempertahankan produksi beras di Sleman menghadapi tantangan yang sangat berat. Terlebih lagi luas lahan pertanian yang ada di Sleman dari tahun ke tahun semakin menyusut.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda Sleman, Suyanto menyampaikan, berdasarkan data Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, padi yang dipanen merupakan hasil tanam pada musim tanam 1 (MT-1) yaitu pada Oktober-Desember 2023.
Pada Januari 2024 telah panen padi seluas 664 hektar dengan area tanam yang masih spot-spot (terpisah). Bulan Februari panen seluas 1.028 hektar, target panen Maret seluas 4.051 hektar dan target panen April seluas 6.868 hektar.
Tanaman padi wilayah Sleman Timur, lanjutnya, rata-rata mulai Februari hingga Maret sudah panen yaitu di Kapanewon (kecamatan) Berbah, Prambanan, Kalasan dan Ngemplak. Perkiraan hasil panen Januari hingga April seluas 12.609 hektar.
Sehingga akan tersedia beras sebesar 25.553 ton yang diharapkan mampu mencukupi kebutuhan selama bulan ramadhan dan lebaran nanti dan menjawab kekhawatiran stok pangan. *