Pemerintah harus jaga harga gabah tak anjlok saat panen raya, begini alasan KTNA

photo author
- Selasa, 5 Maret 2024 | 20:25 WIB
Arsip. Petani padi sedang panen beberapa waktu lalu.  (Wahyu imam ibadi)
Arsip. Petani padi sedang panen beberapa waktu lalu. (Wahyu imam ibadi)

HARIAN MERAPI - Pemerintah harus menjamin harga gabah di tingkat petani tak anjlok saat panen raya yang berlangsung selama Maret-April 2024.

"Di saat panen raya ini, KTNA berharap agar harga gabah tidak anjlok sehingga petani tidak rugi setelah mereka mengeluarkan ongkos produksi," kata Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Menurutnya, pemerintah harus mewaspadai dan menjaga kondisi harga gabah agar tidak anjlok. Pasalnya, para petani di sejumlah sentra sedang menggelar panen raya, sehingga kondisi gabah diperkirakan melimpah.

Ia berharap harga gabah sebaiknya tetap stabil di angka Rp7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram, sehingga tidak merugikan petani yang sudah mengeluarkan ongkos produksi.

Baca Juga: Rutan Salatiga jadi rujukan studi tiru, Rutan Banjarnegara lakukan kunjungan

Yadi mengatakan sebaiknya pemerintah fokus pada penyerapan panen raya dan memperkuat keterangan beras nasional.

Dia pun berharap pemerintah tetap memprioritaskan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya menyebut potensi produksi beras nasional dari hasil panen raya pada Maret-April 2024 mencapai 8,46 juta ton.

"KTNA yakin pasokan beras aman bahkan cenderung melimpah. Tapi sekali lagi, pemerintah harus menjaga agar harga gabah di tingkat petani tidak anjlok," kata Yadi seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Astra Financial hadirkan festival layanan keuangan digital bertajuk TUMBUH by Astra Financial

Hal senada dikemukakan Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat Entang Sastraatmaja. Ia mengatakan sebaiknya pemerintah menjaga harga gabah agar tetap stabil seperti saat ini.

Di Jabar, kata Entang, rata-rata harga gabah berada di kisaran Rp7.200 hingga Rp7.500 per kilogram. Dia menambahkan saat ini adalah waktu yang tepat untuk bagi pemerintah untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP).

"Sebagian besar petani padi dalam menggarap usaha tani padi, berakhir dalam bentuk gabah, bukan beras. Itu sebabnya harga gabah harus tetap dijaga pada tingkat yang menguntungkan petani," katanya.

Menurut Entang, dengan harga gabah Rp7.000 per kg, petani merasa senang, sehingga pemerintah harus tetap menjaga agar harga gabah tidak turun.

Baca Juga: Sepasang kekasih gelapkan mobil dan motor rental, bahkan ibunya juga terlibat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X