HARIAN MERAPI - Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya mengembangkan lahan tanaman kopi. Salah satunya dengan penanaman 50 ribu bibit kopi yang dilakukan di lahan seluas 50 hektar di kawasan lereng Merapi meliputi Kapanewon Cangkringan, Pakem dan Turi.
Penanaman bibit kopi dilakukan secara simbolis oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa di Padukuhan Ngrangkah, Kalurahan Umbulharjo, Cangkringan, Kamis (28/12/2023).
Pada acara tersebut Danang juga menyerahkan bantuan fasilitas pengembangan tanaman kopi kepada perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Dalam sambutannya, Danang menyampaikan bahwa pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010, banyak lahan tanaman kopi di sekitar lereng Merapi yang rusak akibat terdampak erupsi. Maka, Pemkab Sleman terus berupaya untuk menanam kembali bibit kopi guna mengembalikan jumlah lahan yang rusak tersebut.
Baca Juga: Kasus mafia Tanah Kas Desa Caturtunggal Sleman, Agus Santosa dijatuhi hukuman 8 tahun penjara
"Permintaan kopi dari Sleman ini sangat besar, dan saat ini kita belum bisa mencukupi kebutuhan konsumen," ungkapnya.
Mengembalikan lahan kopi ini, diharapkan komoditas unggulan dari kawasan lereng Merapi ini dapat berkembang dan mampu bersaing di pasaran.
Untuk itu, Danang mengajak semua pihak terkait untuk saling berkolaborasi membudidayakan tanaman kopi serta mempromosikannya.
Baca Juga: Cerita misteri ketika penjual pecel lele kedatangan pemuda tampan pesan kopi jahe
"Kopi Merapi ini tergolong kopi spesial, karena semakin tinggi ditanam, kopi semakin enak. Saya ingin ikon kopi Merapi semakin di kenal. Dan nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," ujarnya.
Sekretaris Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Rofiq Andriyanto menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari program pemerintah pusat melalui dana APBN.
Sama halnya disampaikan oleh Danang Maharsa, melalui kegiatan ini diharapkan lahan perkebunan kopi di lereng Gunung Merapi kembali berkembang setelah erupsi Merapi tahun 2010.
Baca Juga: Tuntunan Islam dalam menghadapi musibah, di antaranya bersikap sabar dan tidak putus asa
"Saat sebelum erupsi, lahan kopi kita ada 850 hektar. Setelah erupsi ada sejumlah perubahan, dan sekarang hanya tersisa 375 hektar saja. Maka, ini perjuangan untuk kita semua," terangnya.
Menurut Rofiq, upaya ini sudah dimulai sejak tahun 2022 pada kegiatan serupa untuk tahap pertama. Sama seperti penanaman kopi tahap kedua ini, pada tahap pertama jumlah lahan yang ditanami sejumlah 50 hektar dengan jumlah bibit sebanyak 50 ribu batang.