Sepanjang tahun 2023, jumlah angka kriminalitas dan kecelakaan lalu lintas di Sleman menurun, tapi...

photo author
- Kamis, 21 Desember 2023 | 20:03 WIB
Kombes Pol Yuswanto Ardi SIK, saat menyampaikan jumpa pers akhir tahun, di Mapolresta Sleman.  (Foto : Samento Sihono)
Kombes Pol Yuswanto Ardi SIK, saat menyampaikan jumpa pers akhir tahun, di Mapolresta Sleman. (Foto : Samento Sihono)

HARIAN MERAPI - Sepanjang tahun 2023, Polresta Sleman mencatat jumlah angka kriminalitas dan kecelakaan lalu lintas (laka lantas) mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Hal itu disampaikan Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi SIK, saat jumpa pers akhir tahun, Kamis (21/12/2023). Pada tahun 2022 terjadi 1.730 kasus kriminalitas, sementara tahun 2023 turun menjadi 1.248 kasus.

Sedangkan untuk kasus laka lantas dari 2.568 kasus menjadi 1.935 kasus di sepanjang tahun ini. Terkait penyalahgunaan narkoba, terjadi penurunan pada kasus psikotropika dari 15 menjadi 13 kasus yang diungkap.

"Sedangkan untuk kasus narkotika naik 63 persen dari 41 menjadi 67 kasus, demikian juga dengan obat keras dari 38 naik menjadi 47 yang berhasil diungkap," ujar Ardi.

Baca Juga: Nikah bareng dalam rangka HKSN, Hari Ibu dan sambut Tahun Baru 2024, ini keunikannya

Meski laka lantas mengalami penurunan tapi tetap menjadi atensi. Pasalnya, korban meninggal dan luka masih tinggi, sebanyak 186 orang meninggal dan 2.532 orang luka ringan dalam 1.935 kasus laka pada 2023.

Dijelaskan, laka lantas yang terjadi diawali oleh pelanggaran lalu lintas, seperti melawan arus dan menerabas lampu meras. Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat berhati-hati dan mematuhi rambu lalu lintas.

Sementara itu kasus kriminalitas menonjol sepanjang 2023. Antara lain dua kasus mutilasi di Pakem dan Turi, kasus penembakan di Puskesmas Depok 1 dan kasus kekerasan di sebuah tempat cuci mobil.

Baca Juga: Telan anggaran Rp 23,9 miliar, TPST Tamanmartani mampu olah sampah 80-90 ton per hari, ini teknologi yang digunakan

Dari keempat kasus menonjol itu, semuanya berhasil diungkap oleh Polresta Sleman. Kapolresta menyebut, tidak akan mentolerir sikap arogan maupun kekerasan yang menimbulkan rasa takut di masyarakat.

Akibat adanya kasus kekerasan di muka umum ini menimbulkan rasa takut di masyarakat. Maka dari itu, jajaran Polresta Sleman tidak akan ada mediasi, karena tidak menggambarkan peradaban yang baik.

"Akan kami tindak tegas segala kelompok manapun yang melakukan kekerasan. Sehingga wilayah Sleman aman," pungkasnya.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X