“Keris pada dasarnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu keris lurus, yaitu yang bilahnya lurus dan tanpa lekuk, sering diartikan sebagai simbol harapan dan pandangan hidup yang lurus menuju Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Victor.
Sedangkan yang kedua, lanjutnya, yakni keris luk. Jenis ini biasanya berlekuk ganjil, biasanya diartikan sebagai hidup fleksibel dalam menghadapi masalah, dan berakhir tetap pada tujuannya.
Baca Juga: Atletico Madrid dan Lazio Lolos Babak 16 Besar Liga Champions
Lain halnya dengan sejumlah syarat sebuah benda disebut keris, yakni apabila memliki bentuk asimetris dengan ujung yang runcing dan berbahan tosan aji (besi, baja, pamor).
“Selain itu juga mempunyai condong leleh,” tandas Victor yang tinggal di Bantul dan sudah menulis beberapa buku seputar keris.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman, Edy Winarya SSn MSi dalam kesempatan tersebut membacakan sambutan tertulis Bupati Sleman Dra Hj Kustini Sri Purnomo yang sedang ada acara di Jakarta.
Beberapa harapan Bupati Sleman, antara lain DPD PPY Sleman dapat menjadi salah satu garda depan pelestarian Bahasa Jawa, yakni lewat bidang panatacara.
Baca Juga: Firli Bahuri akan diperiksa Polri sebagai tersangka
Tak kalah penting, ke depannya bisa terus berkembang, memberi banyak manfaat seperti dengan menggelar bakti sosial serta tetap bersemangat mengajak generasi muda menerjuni bidang panatacara.
Tampak hadir pula dalam peringatan HUT ke-5 DPD PPY Sleman tersebut, misalnya perwakilan dari Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga serta Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati, Sleman. *