Fakta kecelakaan dua pesawat tempur Super Tucano, penerbang alami 'blind' sebelum hilang kontak

photo author
- Jumat, 17 November 2023 | 20:25 WIB
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati memberi keterangan kepada wartawan terkait jatuhnya dua pesawat tempur EMB-314 Super Tucano di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (17/11/2023).  (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati memberi keterangan kepada wartawan terkait jatuhnya dua pesawat tempur EMB-314 Super Tucano di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (17/11/2023). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)

HARIAN MERAPI - Penerbang TNI AU yang terlibat latihan formasi sempat mengalami situasi “blind” sebelum dua pesawat hilang kontak dan ditemukan jatuh.

Dalam situasi “blind”, kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati, penerbang tidak dapat melihat situasi di sekitarnya.

“Saya bisa jelaskan bahwa mereka terbang formasi, take off satu per satu, setelah naik ke atas, mereka bergabung menjadi satu kesatuan formasi. Formasi itu dekat sekali, pada saat mereka climbing (terbang ke atas, red.) mereka masuk ke awan, in-out, in-out, artinya awan itu tipis-tipis saja," ujarnya

"Namun awan tiba-tiba menebal dengan pekat bahkan pesawat yang dekat saja, yang jaraknya mungkin sekitar 30 meter itu tidak kelihatan, karena sangat tebal. Para penerbang mengatakan blind, blind, atau kalau bahasa Indonesia-nya buta, tidak melihat,” kata Kadispenau saat jumpa pers di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Baca Juga: Jalan Sehat Hari Prematur Sedunia diinisiasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, pas di Titik Nol ada aktivitas apa?

Dia melanjutkan prosedur standarnya penerbang dalam situasi “blind” harus menjauhkan pesawatnya dari pesawat lain. Agung menyebut dua pesawat lain mengikuti prosedur tersebut, yaitu terbang menjauh dengan pesawat-pesawat lainnya.

“Dua pesawat selamat karena melaksanakan prosedur melepaskan diri dari formasi setelah memasuki awan yang tebal itu. Dan ini terekam semua di dalam FDR (flight data recorder),” kata Agung Sasongkojati.

Dia menambahkan informasi mengenai detik-detik sebelum pesawat hilang kontak juga dia dapatkan dari dua penerbang lain yang selamat.

Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU jatuh di lereng Gunung Bromo, kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Semeru, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, saat mereka menjalani sesi profisiensi latihan formasi bersama dua pesawat tempur Super Tucano lainnya.

Baca Juga: Enam strategi internalisasi nilai-nilai religiusitas, diantaranya dengan keteladanan

Empat pesawat itu lepas landas dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dalam keadaan baik.

“Pesawat ini dalam kondisi baik, penerbangnya baik, flight (penerbangan) dari empat pesawat dengan delapan kru di dalamnya. Mereka semua menjalankan prosedur dengan baik, pre take off, pre start engine baik,” kata Kadispenau seperti dilansir Antara.

Namun pada 11.18 WIB dua pesawat yang nomor registrasi masing-masing TT-3111 dan TT-3103 hilang kontak.

Dalam situasi “blind” sebelum hilang kontak, Agung menyebut sempat terdengar bunyi ELT (emergency locator transmitter) dari satu pesawat, kemudian bunyi yang sama terdengar dari pesawat yang lain.

Baca Juga: PT Taspen Bangun Hunian ASN Solo Tanpa Uang Muka, Angsuran Hingga 40 Tahun

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X