HARIAN MERAPI - Penanganan kasus stunting pada bayi dan balita tidak hanya berkaitan dengan asupan gizi atau pola asuh yang kurang tepat. Faktor lain dapat pula terjadi akibat alat ukur berat (timbangan) dan tinggi badan (meteran) yang kurang akurat.
“Alat ukur berat dan tinggi badan sangat berpengaruh untuk menentukan kriteria balita stunting atau tidak,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, RR Mae Rusmi Suryaningsih saat meluncurkan program Anting-Anting Emas, di Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon (kecamatan) Sleman, Sleman, Selasa (14/11/2023).
Peluncuran program Anting-Anting Emas yang merupakan akronim Alat Ukur dan Timbangan Penting Untuk Penanganan Stunting Bersama Metrologi Legal Sleman, dilakukan oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.
Baca Juga: Peringatan HKN ke-59 di Yogyakarta, masifkan pengobatan warisan leluhur
Dijelaskan Mae Rusmi, program ini bertujuan untuk menjamin dan memastikan alat ukur tinggi badan dan alat timbang khususnya timbangan berat badan yang digunakan oleh Posyandu di wilayah Sleman sudah benar dan akurat.
Keakuratan alat ukur tinggi dan berat badan anak sangat penting untuk memastikan hasil pemantauan yang akurat. Apabila tidak akurat dapat menyebabkan hasil pemantauan yang salah termasuk dalam pengambilan keputusan terkait penanggulangan stunting.
“Kita berharap, alat ukur dan timbang di Posyandu telah akurat. Maka, penanggulangan stunting di Kabupaten Sleman juga lebih tepat sasaran. Termasuk timbangan untuk bayi atau balita di Puskesmas-puskesmas juga sudah ditera ulang,” imbuhnya.
Dijelaskan Mae, pada tahun 2023 pelayanan tera atau tera ulang Posyandu di wilayah Kabupaten Sleman baru dapat menargetkan untuk melayani dua kapanewon yaitu Kapanewon Sleman dan Kapanewon Mlati.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin yakin TNI dan Polri netral meski anak Jokowi ikut Pilpres
Dimana sampai saat ini pelayanan tera atau tera ulang Posyandu sudah dilaksanakan di empat kalurahan di Kapanewon Sleman yaitu Tridadi, Caturharjo, Triharjo serta Pandowoharjo.
Ada pula yang sudah dilakukan kegiatan pelayanan tera atau tera ulang Posyandu yaitu di Kalurahan Sidoarum Godean dan gabungan Posyandu di Kapanewon Pakem. Berdasar data sementara, alat-alat Ukur, Timbang, Takar dan Perlengkapannya (UTTP) Posyandu di kalurahan sebanyak 186 unit, 41 dinyatakan rusak.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen dan kesungguhan bersama dalam mengurangi stunting di Kabupaten Sleman. Kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, diyakini percepatan penurunan prevalensi stunting di Sleman dapat dilakukan.
Begitu pula program Anting-Anting Emas ini untuk memastikan akurasi alat timbangan dan alat ukur tinggi badan di pos pelayanan kesehatan, baik Puskesmas dan Posyandu yang ada di Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Kenapa biaya ibadah haji 2024 diusulkan sebesar Rp105 juta, begini alasan Pemerintah
“Apabila timbangan dan alat ukur tinggi badan kurang akurat, dampaknya cukup mempengaruhi terhadap akurasi kenaikan atau penurunan angka stunting di Kabupaten Sleman,” ujarnya.
Disampaikan Danang, angka prevalensi stunting di Kabupaten Sleman berdasarkan Survei Starus Gizi Indonesia (SSGI) mengalami penurunan yaitu dari 16 persen pada tahun 2021 menjadi 15 persen di tahun 2022.