HARIAN MERAPI - Sejumlah siswa kelas 3B, 4A, dan 4B SD Negeri Purwanegara 1, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, terpapar gas air mata pada Jumat (13/10/2023) pagi saat jam istirahat sekolah.
Saat memasuki ruang kelas, sejumlah anak menangis karena matanya terasa pedih dan sesak napas.
Salah seorang siswa kelas 4A, Muhammad Asyafa Rizky Auladi, mengatakan matanya sangat pedih karena terkena asap berwarna putih yang ada di ruang kelas.
Baca Juga: Di Tengah Kekeringan El Nino, Sawah 4.650 Hektar di Tiga Kecamatan di Sukoharjo Panen Padi
"Pedih banget, saya sudah basuh dengan air tapi masih terasa pedih," jelasnya.
Wali Kelas 4A Pascalis Adi mengatakan sebanyak 40 anak yang mengeluhkan pedih pada matanya dan lima anak di antaranya dibawa ke puskesmas.
Setelah menjalani pemeriksaan di puskesmas dan dinyatakan dalam kondisi baik, kata dia, lima anak tersebut diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing
Terkait dengan itu, Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar Polisi Edy Suranta Sitepu meminta maaf atas insiden gas air mata yang mengenai sejumlah siswa.
Baca Juga: Wali miliki banyak lagu dihafal penggemarnya, ada judul lagu kalau disingkat menjadi nama sayur
"Saya akan menjelaskan soal berita yang mungkin hari ini viral terkait adanya anak sekolah di salah satu SD yang dilaporkan matanya perih dan tenggorokannya kering karena dampak latihan rutin yang dilaksanakan anggota Polresta dan Brimob di Lapangan Brimob," kata Edy Suranta di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Ia mengakui salah satu materi latihan yang dilakukan personel polresta dan Brimob adalah penggunaan pelontar laras licin, yaitu gas air mata.
Edy mengatakan pada Jumat pagi pukul 08.30 WIB dilakukan latihan laras licin menggunakan gas air mata, dilanjutkan dengan latihan-latihan pengendalian massa.
"Pada saat berlangsungnya latihan, salah satu instruktur mendapatkan telepon dari salah satu guru bahwa anak-anak matanya perih dan tenggorokannya kering sehingga instruktur dan perwira Polresta Banyumas mendatangi sekolah tersebut, kemudian melakukan langkah-langkah untuk membawa ke puskesmas," jelasnya.
Setelah mendapatkan penanganan, lima anak yang dibawa ke puskesmas telah kembali ke rumah masing-masing.