Munculnya varian baru tak ubah tingkat keparahan Covid-19, begini penjelasan WHO

photo author
- Kamis, 28 September 2023 | 13:50 WIB
ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca yang mengandung sel molekul virus corona.  (ANTARA/Shutterstock)
ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca yang mengandung sel molekul virus corona. (ANTARA/Shutterstock)



HARIAN MERAPI - Varian-varian baru Covid-19 yang muncul belakangan ini dinilai tidak mengubah tingkat keparahan akibat virus tersebut.


Penegasan tersebut disampaikan pejabat Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (27/9).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (27/9) mengatakan varian-varian baru yang muncul tidak mengubah tingkat keparahan penyakit yang disebabkan virus tersebut.

Baca Juga: Lancar Paint Expo 2023 di Yogyakarta, beri diskon hingga 70 persen, buruan

"Kami belum mendeteksi adanya perubahan soal keparahan," kata pemimpin teknis WHO, Maria Van Kerkhove, saat menjawab pertanyaan Anadolu pada konferensi pers di Jenewa.

Jawabannya itu mengacu pada berbagai varian, seperti BA.2.86 (Pirola), XBB.1.15, EG.5 (Eris), dan XBB.1.16.

"Kabar baiknya adalah bahwa langkah-langkah penanggulangan kita berfungsi," ujarnya.

Kerkhove menyebutkan bahwa vaksin-vaksin Covid-19 yang saat ini ada masih "aman dan efektif" untuk mencegah penyakit-penyakit dan kematian akibat virus yang parah.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang juga berbicara pada acara jumpa pers tersebut, menyoroti perkembangan yang mengkhawatirkan terkait Covid-19 saat musim dingin sedang menghampiri bumi bagian utara.

Baca Juga: Film karya mahasiswa raih penghargaan dalam ajang BISFF 2023, salah satunya Dusner dari MM Kine Klub UMY

Tedros mengatakan bahwa baik jumlah pasien rumah-rumah sakit maupun unit gawat darurat sudah meningkat dalam 28 hari belakangan ini, terutama di kawasan Amerika dan Eropa.

Sementara itu, katanya mengingatkan, tingkat vaksinasi di kalangan kelompok-kelompok yang paling rentan masih "teramat rendah."

Ia menambahkan bahwa dua pertiga penduduk dunia sudah mendapatkan dosis utama vaksin secara komplet namun hanya sepertiganya yang sudah disuntik dosis tambahan alias booster.

"COVID-19 mungkin sudah tidak lagi merupakan krisis akut seperti dua tahun lalu, tapi itu tidak berarti kita boleh menjadi abai," kata Tedros.

Baca Juga: Perempuan Ditusuk hingga Tewas di Area Mall di Jakbar, Pelaku Diduga Memiliki Gangguan Jiwa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X