JAKARTA, harianmerapi.com - Saat ini banyak remaja melakukan diagnosis terhadap kesehatan mental diri sendiri atau self diagnose, sehingga justru membahayakan.
Hal ini diingatkan psikolog Klinis dan Pengurus Bidang Strategi Komunikasi Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK) Wilayah DKI Jakarta Masfuukhatur Rokhmah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/10/2021).
Dia mengatakan banyak remaja telah melakukan self-diagnose (mendiagnosis diri sendiri) pada kesehatan mentalnya tanpa bantuan dari para ahli.
Baca Juga: BMKG Prakirakan Hampir Seluruh Wilayah di Indonesia Sabtu Cerah Berawan
“Mereka mendiagnosis diri sendiri karena merasa tidak bisa konsul. Jadi mereka baca saja dari sini (internet), datang kadang-kadang karena informasi yang berasal dari internet. Ini sangat memprihatinkan,” kata Masfuukhatur.
Masfuukhatur menuturkan, setelah melakukan diagnosis dengan membaca informasi dari internet, para remaja akan tersugesti merasakan hal serupa sesuai dengan informasi yang dibaca sehingga berpikir bahwa mereka memiliki gangguan psikologis.
Padahal untuk mendiagnosis kesehatan jiwa, kata dia, tidak mudah dan perlu dilakukan tahap-tahap pemeriksaan lebih lanjut yang dibantu oleh para ahli seperti psikolog klinis ataupun psikiater di puskesmas maupun rumah sakit.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022, Belanda Menang Tipis 1-0 atas Latvia
Menurut dia, tahapan-tahapan tersebut dimulai dengan melakukan asesmen (proses evaluasi individu) oleh psikolog, kemudian bila diperlukan akan dilakukan tes psikologi berupa wawancara klinis dan psikotes hingga observasi kesehatan.
Observasi tersebut meliputi kajian pada riwayat kesehatan seseorang baik secara fisik maupun mental, serta significant others atau orang-orang yang secara signifikan berkaitan dengan anak.
“Sehingga diharapkan, informasinya bisa objektif kemudian dari semua data dan pemeriksaan tersebut, barulah biasanya diberikan penegakan diagnosis,” kata dia.
Baca Juga: Jerman Tekuk Rumania 2-1, Ini Hasil lengkap Kualifikasi Piala Dunia 2022
Ia mengatakan, terdapat sejumlah langkah untuk dapat mengatasi permasalahan pada remaja yang mendiagnosis dirinya sendiri mendengarkan segala bentuk keluhan terkait apa yang dirasakan oleh anak.
Setelah mendengarkan keluhan yang disampaikan, orang tua atau orang terdekat perlu mengatakan menyetujuinya terlebih dahulu agar anak merasa nyaman dan tidak menolak saran yang akan diberikan selanjutnya.
Pada tahap tersebut, orang tua juga perlu mulai mencari informasi fasilitas kesehatan atau layanan kesehatan jiwa baik yang berbayar maupun tidak berbayar agar dapat mengetahui kondisi anak lebih jauh,