lifestyle

Cegah kelahiran bayi prematur, ini pentingnya intervensi gizi pada ibu hamil

Jumat, 21 November 2025 | 11:30 WIB
Dokter spesialis anak subspesialis neonatologi Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A, Subsp Neo(K) menyampaikan penjelasan dalam acara edukasi mengenai infeksi RSV pada bayi prematur di Jakarta, Kamis (20/11/2025). (ANTARA/Fitra Ashari  )



HARIAN MERAPI - Ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi agar janin tumbuh sehat.


Karena itu perlu intervensi gizi semasa hamil guna menurunkan kemungkinan kelahiran bayi prematur.


Dokter spesialis anak subspesialis neonatologi Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A, Subsp Neo(K) menyampaikan bahwa intervensi gizi yang baik semasa kehamilan dapat menghindarkan ibu dari obesitas dan menurunkan kemungkinan kelahiran bayi prematur.

Baca Juga: Begini peran media massa di tengah arus informasi yang sangat cepat, harapan Menkomdigi seperti ini

"Di kelompok yang intervensi gizinya dibagusin, kejadian prematurnya turun 50 persen dibanding kelompok lain," kata dokter yang biasa disapa Rina itu dalam acara edukasi mengenai infeksi RSV pada bayi prematur di Jakarta, Kamis.

"Kalau toh dia terlahir prematur, enggak lama masuk ICU-nya dan enggak berat, beda sama yang enggak diintervensi," kata dokter dari Universitas Indonesia itu.

Hasil survei kecil yang dia lakukan bersama dokter ahli gizi terhadap masing-masing dua ibu hamil trimester pertama di lima kotamadya di DKI Jakarta menunjukkan bahwa 71 persen ibu hamil kelebihan berat badan.

Ahli gizi dan ahli kandungan yang terlibat dalam survei tersebut menyampaikan bahwa ibu hamil dengan berat badan berlebih maupun obesitas kekebalan tubuhnya kurang baik.

Baca Juga: Ini pentingnya peran keluarga dalam melindungi anak di ruang digital

Di samping itu, kelebihan berat badan dapat menimbulkan perlemakan pada liver dan menyebabkan sirosis yang mempengaruhi kerja liver sebagai organ detoksifikasi.

Kelebihan berat badan bisa terjadi karena kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat dan lemak serta kurang mengonsumsi protein.

Dokter Rina mengatakan bahwa angka kelahiran bayi secara prematur di Indonesia saat ini sampai 675 ribu per tahun.

Guna menekan angka kelahiran bayi secara prematur, menurut dia, intervensi gizi perlu dilakukan mulai dari anak usia dini, anak sekolah, remaja, hingga perempuan hamil.

Baca Juga: Ini gejala yang bisa ditimbulkan akibat bayi terinfeksi RSV

Kelahiran prematur, yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, dapat mendatangkan masalah kesehatan pada bayi.

Halaman:

Tags

Terkini