Ini tantangan yang dihadapi bayi prematur dalam perkembangan kesehatannya menurut dokter

photo author
- Minggu, 24 November 2024 | 08:00 WIB
Dokter Anak Subspesialis Neurologi dari RSIA Bunda dr. Achmad Rafli, Sp.A (K) (kanan) saat temu media memperingati “World Prematurity Day” di Jakarta, Rabu. ( ANTARA/ Putri Hanifa)
Dokter Anak Subspesialis Neurologi dari RSIA Bunda dr. Achmad Rafli, Sp.A (K) (kanan) saat temu media memperingati “World Prematurity Day” di Jakarta, Rabu. ( ANTARA/ Putri Hanifa)


HARIAN MERAPI - Bayi  prematur banyak menghadapi tantangan dalam perkembangan kesehatannya.


Antara lain tantangan perkembangan neurologis dan kesehatan secara keseluruhan, sehingga harus mendapat perhatian serius.


Hal tersebut disampaikan Dokter Anak lulusan Universitas Indonesia (UI) dr. Achmad Rafli, Sp.A (K) saat temu media memperingati “World Prematurity Day” di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga: Ramalan cinta dan karir zodiak Leo dan Virgo Minggu 24 November 2024, cobalah untuk mengendalikan perubahan suasana hati


Ia mengatakan, peran nutrisi, stimulasi, dan pemantauan intensif dalam seribu hari pertama kehidupan bayi prematur menjadi hal yang penting.

“Bayi prematur memiliki risiko gangguan perkembangan otak, karena proses pembentukan otak yang belum sempurna saat kelahiran. Pada trimester pertama hingga ketiga, perkembangan otak terjadi secara bertahap, mulai dari kemampuan motorik hingga sinergi fungsi vital seperti pernapasan dan menelan,” kata Dokter Anak Subspesialis Neurologi dari RSIA Bunda

Dokter Rafli menambahkan stres pada ibu hamil bisa berdampak negatif pada perkembangan otak janin, sehingga ibu perlu menjaga kesehatan fisik dan mental selama kehamilan.

Selain itu, kolostrum, nutrisi pertama dari ASI juga menjadi penting untuk mendukung perkembangan otak dan sistem kekebalan bayi prematur.

Dalam seribu hari pertama kehidupan, bayi prematur memerlukan stimulasi yang intensif untuk mencegah gangguan perkembangan, seperti gangguan motorik, bicara, dan autisme.

Baca Juga: Cerita misteri petualang di balik lensa mistis 2, harus melakukan ritual untuk mematahkan kutukan

Ia menuturkan stimulasi pada anak bisa ditingkatkan melalui beberapa cara, seperti mengajak anak berkomunikasi, mengajak bermain, memperlihatkan gambar pola, hingga memutarkan musik.

Dokter Rafli juga menegaskan perlunya pemantauan lingkar kepala sebagai salah satu indikator perkembangan otak.

"Bayi prematur membutuhkan tim medis yang terintegrasi untuk mengawasi perkembangannya, mulai dari dokter anak, neurolog, hingga ahli gizi," ujarnya.

 

Bagi para orang tua, perawatan bayi prematur adalah tantangan yang membutuhkan dedikasi tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X