HARIAN MERAPI - Keluarga pasien di rumah sakit diharapkan tetap menjaga kesehatan agar terhindar dari risiko kebal antimikroba atau Resistensi Antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR).
Lantas, bagaimana caranya agar terhindar dari risiko kebal antimikroba ? Begini saran Dokter Spesialis Anestesi dan Konsultan Perawatan Intensif dr. Pratista Hendarjana, Sp. An-KIC.
Pada acara gelar wicara daring, Rabu, Pratista menganjurkan keluarga pasien rawat di rumah sakit untuk melakukan beberapa hal agar menghindari risiko kebal antimikroba atau Resistensi Antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR).
Baca Juga: Bareskrim Polri Dalami Dugaan Kebocoran Data KPU
“AMR adalah hal yang serius, karena pada kondisi seperti itu akan mengganggu psikologis, maupun finansial keluarga dan pasien, sehingga penting membuat konsolidasi bagaimana kita bersama-sama mencegah hal itu terjadi, apa yang harus kita lakukan,” kata dia .
AMR merupakan kondisi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak lagi merespon obat-obatan antimikroba. Kuman biang penyakit menjadi kebal atau resisten terhadap antibiotik (salah satu jenis obat antimikroba), yang akhirnya menyebabkan pasien sulit disembuhkan.
Pratista menjelaskan, peningkatan pemahaman mengenai risiko terjadinya AMR dapat tercapai melalui komunikasi dua arah yang produktif antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarganya.
Ketika terdapat keluarga atau kerabat yang harus dirawat di ICU, seringkali keluarga pasien merasa bingung, takut, dan panik. Akibatnya, mereka sangat mengandalkan petugas kesehatan untuk memberikan solusi.
Baca Juga: Prodi BK UMBY Gelar Konferensi Internasional Bertajuk AICGC 2023 dengan Pemateri dari Empat Negara
Padahal, komunikasi dua arah diperlukan agar kedua pihak memiliki tingkat pemahaman yang sama tentang kondisi pasien dan berorientasi pada peningkatan kualitas perawatan pasien, termasuk dengan meminimalkan risiko terjadinya AMR di ICU.
“Sebenarnya AMR bisa saja terjadi di luar rumah sakit atau ICU, tapi bila sudah sapai ICU berarti tingkatannya sudah parah, bisa jadi mengancam nyawa. Pasien atau keluarganya berhak untuk bertanya jenis antibiotik atau antimikroba yang diberikan, dan dokter berkewajiban untuk menjelaskan,” ujar Pratista.
ICU merupakan salah satu tempat dimana pasien menerima antibiotik sebagai salah satu terapi utama untuk menyembuhkan infeksi.
Pihak keluarga pasien perlu memahami secara utuh tentang diagnosis, tindakan medis, komplikasi, risiko, dan pilihan-pilihan tindakan, sebelum memberikan persetujuan. Terutama terkait pemberian antibiotik, pihak pasien bisa bertanya lebih jauh mengenai alasan, jenis, dosis, lama penggunaan, manfaat, dan risiko terkait penggunaan antibiotik tersebut di ICU.