Setelah itu dibuat bulatan-bulatan sebesar kelereng. Lalu diguling-gulingkan pada biji wijen sambil agak ditekan, agar wijen benar-benar bisa menempel.
Baca Juga: Pengakuan Tersangka COO Miss Universe Indonesia Soal Body Checking
“Untuk membuat bulatan-bulatan onde-onde, kami masih menerapkan manual dengan tangan. Setelah dibuat bulatan-bulatan dan ada wijennya, siap digoreng,” urainya.
Proses penggorengan, sebut Budi, idealnya menggunakan minyak goreng kualitas bagus, dan tak memakai api besar. Jika warnanya sudah kecoklatan dan mengapung, tanda sudah matang.
Sedangkan untuk membuat cendol dawet berbahan daging nila, yakni menggunakan bahan pasta daging nila, tepung sagu dan ekstrak daun suji/pandan (sebagai pewarna alami serta pewangi).
Tahapan membuatnya pun tak rumit, bahan-bahan tersebut direbus atau dibuat menjadi seperti jenang. Hasilnya dicetak menggunakan cetakan cendol dawet.
Baca Juga: NasDem Akui Terima Dana Rp20 Juta dari SYL, Ahmad Sahroni: Itu Sumbangan Bantuan Bencana Alam
“Wadah untuk menampung hasil cetakan cendol diberi es batu agar tekstur cendol lebih bagus,” ungkap Budi.
Penyajiannya, yakni cendol dawet nila ditambah dengan santan kelapa serta air gula merah/gula aren yang sudah direbus.
Penjualan minuman dawet menggunakan cendol nila, dapat menggunakan gelas cup plastik. Sama halnya dengan onde-onde nila, minuman seperti ini juga lezat dan bergizi.*