HARIAN MERAPI - Paguyuban Investor Budiman Jogja Eco Wisata (JEW) menggelar diskusi pemanfaatan Tanah Kas Desa (TKD) di UC UGM Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (5/8/2023).
Diskusi yang digelar oleh Paguyuban Investor Budiman Jogja Eco Wisata tersebut, merupakan upaya mencari solusi dari penyelesaian investasi tanah kas desa yang bermasalah.
Seperti diketahui, seratusan warga menjadi korban penipuan investasi Jogja Eco Wisata di tanah kas desa Candibinangun, Pakem, Sleman, seluas 2 hektar.
Baca Juga: Geger Kucing Menyerang Anak, Erna: Anakku Suntik Anti Rabies, Aku Lanjutkan Proses Hukum
Kasus tersebut mencuat sejak Mei lalu, yang kemudian mengungkap adanya praktik mafia tanah kas desa di sejumlah lokasi lain di DI Yogyakarta.
Jogja Eco Wisata semula menawarkan investasi pembangunan kawasan wisata alam di atas lahan seluas hampir 2 hektar.
Lahan tersebut menempati tanah kas desa (TKD) Candibinangun di Pakem, Sleman, Yogyakarta, yang semula bernama Jogja Eco Park.
Fasilitas di kawasan itu meliputi villa, kolam renang, rumah toko, perumahan, pantai buatan, dan waterboom.
Sejumlah warga membeli vila, rumah toko dan lainnya, yang di kemudian hari ternyata proyek tersebut tak berlanjut.
Baca Juga: Potensi Keuntungan Besar, Milenial Sukoharjo Terus Didorong Berani Terjun di Pertanian
Dugaan penipuan investasi pun muncul, karena ternyata pihak pengembang tak memenuhi persyaratan pemanfaatan tanah kas desa.
Proyek Jogja Eco Wisata pun pada akhirnya mangkrak, dan para investor atau warga yang sudah terlanjur membeli lunas atau sebagian dari sejumlah fasilitas itu pun merasa dirugikan.
Kasus yang sudah bergulir cukup lama ini, belum menemukan solusi bagi para investor.
Sementara itu, pihak penanggung jawab PT Jogja Eco Wisata saat ini tengah ditahan atas kasus lain yang serupa.
Sebagai upaya mencari solusi itulah, puluhan warga yang merasa menjadi korban penipuan investasi Jogja Eco Wisata menggelar diskusi untuk menyamakan persepsi.
