Begini cara menciptakan suasana agar anak aman bercerita,simak anjuran psikolog

photo author
- Kamis, 13 November 2025 | 11:30 WIB
Ilustrasi - orang tua mendampingi anak mengakses gawai untuk memastikan anak aman di ruang digital. ( ANTARA/Pexels/Kindel Media)
Ilustrasi - orang tua mendampingi anak mengakses gawai untuk memastikan anak aman di ruang digital. ( ANTARA/Pexels/Kindel Media)


HARIAN MERAPI - Tak semua anak merasa aman ketika bercerita kepada orang tuanya, suasana lingkungan keluarga sangat berpengaruh.


Karena itu, keluarga perlu menciptakan suasana yang membuat anak aman bercerita. Caranya ? Begini tips dari psikolog.


Psikolog Remaja dan Anak Vera Itabiliana mengatakan bahwa dalam keluarga perlu menumbuhkan suasana yang aman agar anak merasa aman untuk bercerita dan terbuka kepada keluarga.

Baca Juga: Bappeda Sleman Gelar Lomba Kreanova Sembada bagi Pelajar SMP Sederajat

"Keluarga perlu menumbuhkan suasana aman di mana anak bisa berbicara apapun tanpa takut dihakimi, dimarahi, atau diremehkan. Komunikasi ini tidak terjadi tiba-tiba, tapi dibangun dari kebiasaan sehari-hari," ujar Vera saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.

Ia menyarankan agar orang tua bisa memulainya dengan beberapa hal yang meliputi mendengarkan tanpa langsung menilai atau memberi nasihat.

Kemudian, menunjukkan empati dan rasa ingin tahu yang tulus tentang apa yang sedang dirasakan anak.

Orang tua juga sebaiknya membiasakan atau membuat jadwal rutin waktu ngobrol santai tanpa ada gawai dengan anak sehingga waktu dengan anak lebih berkualitas serta tidak menyepelekan cerita anak.

Baca Juga: Truk Muatan Pasir Rem Blong Tewaskan Kernet Truk Gas di Kuta

Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merekomendasikan sejumlah upaya, mulai dari deteksi dini, pengembangan dukungan psikososial dari sekolah, hingga penguatan regulasi dan prosedur penanganan kekerasan, sebagai upaya pencegahan paham ekstremisme pada anak.

Komisioner KPAI Klaster Pendidikan, Waktu Luang, dan Budaya Aris Adi Leksono di Jakarta, Selasa (11/11), mengatakan bahwa pihaknya menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa ledakan diduga bersumber dari rakitan bahan peledak yang terjadi di SMAN 72 Jakarta. Kasus itu melibatkan seorang peserta didik sebagai terduga pelaku.

"Peristiwa ini tidak hanya mencederai rasa aman di lingkungan pendidikan, tetapi juga menunjukkan adanya tantangan serius dalam membangun budaya sekolah yang ramah anak dan antikekerasan," katanya.

Baca Juga: KPK Tegaskan Penggeledahan Kantor Disbudparpora Ponorogo Terkait Kasus Baru

Hasil pemantauan awal mengungkapkan bahwa pelaku menunjukkan perubahan perilaku signifikan beberapa bulan terakhir: tertutup, serta lebih sering mengakses konten bernada radikal di platform digital.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X