“Jadi mungkin prostatnya tidak apa-apa, tapi kemudian karena meradang ya akhirnya menyebabkan efek-efek yang tidak diinginkan,” kata Chaidir.
Baca Juga: Indonesia pada tahun 2026 mendapat kuota haji sebanyak 221.000 jemaah
Ia mengatakan 80 persen lansia mengalami gejala pembesaran prostat,maka itu diperlukan perilaku hidup sehat dan melakukan cek kesehatan rutin paling tidak setahun sekali di usia 50 tahun.
Ia menyarankan untuk mengikuti saran Kementerian Kesehatan tentang C.E.R.D.I.K yakni Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, rajin aktifitas fisik, diet seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stres.
“Karena yang paling penting sebenarnya keluhan pasien. Itu sebenarnya penyakit bukan mematikan, tapi mengganggu kualitas hidup,” katanya.
Chaidir mengatakan jika pasien pembesaran prostat yang sudah mengonsumsi obat untuk meringankan gejala maka tetap diteruskan selama masih memberikan manfaat.
Namun jika pengobatan sudah tidak memberikan efek meringankan maka ada pilihan terapi Rezum Water Vapor yang minimal invasif untuk pembesaran prostat jinak dan memberikan harapan kualitas hidup pasien yang lebih tinggi.*