Dokter ingatkan pentingnya deteksi dini dan dukungan pasien kanker darah multiple myeloma

photo author
- Kamis, 11 September 2025 | 11:30 WIB
(Kiri-kanan) Direktur PTM Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, Konsultan Hematologi Onkologi Prof. Ikhwan Rinaldi, Ketua MMI dr. Abraham Michael, pasien multiple myeloma Santyna dalam acara Bulan Kesadaran Kanker Darah pada Rabu (10/9).  (ANTARA/Nindi Atika)
(Kiri-kanan) Direktur PTM Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, Konsultan Hematologi Onkologi Prof. Ikhwan Rinaldi, Ketua MMI dr. Abraham Michael, pasien multiple myeloma Santyna dalam acara Bulan Kesadaran Kanker Darah pada Rabu (10/9). (ANTARA/Nindi Atika)



HARIAN MERAPI - Tahukah Anda tentang multiple myeloma ? Bagaimana pula cara mengatasinya ?


Masyarakat diimbau melakukan deteksi dini terhadap serangan kanker darah tersebut.
Deteksi dini dan dukungan terhadap pasien menjadi langkah penting dalam meningkatkan penanganan kanker darah multiple myeloma di Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah memperkuat fasilitas kesehatan sekaligus mendorong masyarakat melakukan pemeriksaan sejak dini.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Tegaskan Tak Ada Lagi Pemotongan Dana Transfer ke Daerah

“Kami sedang memperkuat fasilitas untuk mendukung para penyintas sekaligus mengajak masyarakat melakukan deteksi sejak dini. Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bisa membantu mengenali gejala awal kanker, dan tahun ini fasilitas PET-CT Scan akan ditambah menjadi 23 unit dari yang sebelumnya hanya tiga," kata Nadia dalam acara Edukasi Media Sadari, Pahami, dan Berdamai dengan Multiple Myeloma di Jakarta, Rabu.

Kementerian Kesehatan, dikatakannya, juga tengah mengupayakan lebih banyak obat kanker masuk dalam cakupan BPJS Kesehatan agar meringankan beban biaya masyarakat.

Konsultan Hematologi-Onkologi Prof. DR. DR. dr. Ikhwan Rinaldi menilai rendahnya pengetahuan masyarakat masih menjadi hambatan besar dalam mengenali penyakit ini.

Menurut data Global Cancer Observatory 2022, tercatat 3.258 kasus baru dan 13.067 kematian akibat multiple myeloma di Indonesia.

Baca Juga: Ramalan zodiak cinta dan karir Aries besok Jumat 12 September 2025, biarkan diri Anda sedikit rileks, jangan terlalu berhati-hati

“Kalau orang tidak punya pengetahuan, mereka tidak akan aware. Tapi kalau ada kesadaran, meski hanya gejala anemia biasa, pasien bisa berpikir jangan-jangan ini kanker darah, lalu segera periksa. Itu jauh lebih baik daripada terlambat,” ujar Ikhwan.

Ia menyebut pengobatan multiple myeloma kini berkembang pesat. Selain kemoterapi, terapi kombinasi dengan obat kanker hingga antibodi monoklonal terbukti mampu memperpanjang kesintasan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Dari sisi komunitas, Ketua Multiple Myeloma Indonesia (MMI) dr. Abraham Michael mengatakan organisasinya berperan menjaga semangat penyintas sekaligus memperjuangkan akses layanan kesehatan.

Selain menjadi ruang berbagi informasi, MMI juga menyalurkan bantuan finansial, termasuk biaya transportasi, pengobatan, hingga dukungan usaha kecil agar pasien tetap produktif.

Baca Juga: Salatiga Aman tapi Waspada, Walikota Ingatkan Potensi Kerawanan Sektor Perbankan

“Kami ingin memastikan para penyintas tidak hanya bertahan dalam pengobatan, tetapi juga tetap bisa menjalani hidup dengan optimis dan produktif,” kata Abraham.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X