Inilah salah satu pendekatan dalam pendampingan penyintas kanker menurut YKI

photo author
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 10:30 WIB
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama Etana Biotech menggelar workshop bertajuk “Komunikasi dan Dukungan Psikososial Survivor Kanker YKI”, di Jakarta, Selasa (19/8/2025)  (ANTARA/HO-YKI)
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama Etana Biotech menggelar workshop bertajuk “Komunikasi dan Dukungan Psikososial Survivor Kanker YKI”, di Jakarta, Selasa (19/8/2025) (ANTARA/HO-YKI)



HARIAN MERAPI - Para penyintas kanker memerlukan pendampingan untuk memulihkan kondisinya.


Salah satu komponen pemulihan dalam pendampingan pasien kanker adalah melalui pendekatan psikososial.


Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama Etana Biotech menekankan pendekatan psikososial sebagai salah satu komponen pemulihan dalam pendampingan pasien kanker dalam workshop bertajuk “Komunikasi dan Dukungan Psikososial Survivor Kanker YKI”.

Baca Juga: Ramalan zodiak cinta dan karir Virgo besok Kamis 21 Agustus 2025, merenungkan pengalaman masa lalu dapat memulihkan kepercayaan diri

Ketua Bidang Pelayanan Sosial YKI dr. Siti Annisa Nuhonni, SpKFR (K), mengatakan di tengah perjuangan melawan kanker, kekuatan bukan hanya berasal dari terapi medis, tetapi juga dari dukungan emosional dan hubungan yang bermakna dengan komunikasi empatik.

“Pasien dan penyintas kanker menghadapi tantangan multidimensi—bukan hanya fisik, tetapi juga emosional dan sosial. Komunikasi yang hangat, konsisten, dan penuh empati dapat menjadi sumber kekuatan yang sangat berarti. Di YKI, kami percaya bahwa pendampingan yang menyentuh sisi kemanusiaan adalah kunci untuk membangun harapan dan ketahanan,” ujar dr. Nuhonni dalam keterangan pers yang diterima, Rabu.

Tanpa dukungan psikososial yang memadai, pasien dan penyintas kanker berisiko mengalami penurunan motivasi yang membuat terapi tidak optimal, risiko isolasi sosial karena perasaan tidak dimengerti, depresi akibat gangguan psikologis dan penurunan kualitas hidup.

Ketua Umum YKI Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, mengatakan kanker bukan hanya soal pengobatan terhadap penyakit melawan kanker tiada henti, namun juga tentang komunikasi antara pasien dan keluarga yang jika tidak terjalin dengan baik akan memengaruhi proses penyembuhan.

Baca Juga: Kecelakaan maut di Salatiga, tabrak mobil dinas TNI AD, pengendara motor tewas, ini kronologinya

“Kondisi ini tidak hanya memengaruhi proses penyembuhan, tetapi juga memperbesar beban emosional yang harus ditanggung oleh pasien dan keluarganya,” tegas Prof. Aru Sudoyo.

Senada dengan itu, dr. Sylvia Detri Elvira, Sp.KJ., Subsp.PK, Psikiater dan Praktisi Psiko-onkologi, menekankan pentingnya dukungan menyeluruh agar pasien dapat menjalani rangkaian terapi kanker yang panjang seperti kemoterapi, radiasi dan operasi.​​​​

Sylvia mengatakan dukungan bisa datang dari orang terdekat agar pasien dapat pulih secara fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Sementara itu, Astia Dika, CPS, Certified Public Speaker dan Trainer Komunikasi Empatik, mengajak keluarga, tenaga medis hingga relawan untuk melihat komunikasi sebagai jembatan penyembuhan.

Baca Juga: JNE Jadi Mitra Logistik Konser Dewa 19 Feat Allstars 2.0, Ada Promo Menarik untuk Baladewa

“Komunikasi bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi menghadirkan rasa dimengerti, diterima, dan didukung. Komunikasi empatik terbukti memberikan dampak positif pada kondisi psikologis dan kualitas hidup pasien,” ujar Astia Dika.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X