Ini pentingnya deteksi dini kanker paru, berikut tips dari dokter

photo author
- Senin, 1 September 2025 | 12:30 WIB
Konsultan Onkologi Senior dari OncoCare Singapura, Dr. Akhil Chopra ketika memberikan keterangan kepada media di Jakarta, Jumat (29/8/2025). ( ANTARA/Adimas Raditya)
Konsultan Onkologi Senior dari OncoCare Singapura, Dr. Akhil Chopra ketika memberikan keterangan kepada media di Jakarta, Jumat (29/8/2025). ( ANTARA/Adimas Raditya)



HARIAN MERAPI - Masyarakat diimbau memperhatikan kesehatan paru agar tidak mengalami masalah.


Dokter mengingatkan pentingnya deteksi dini guna mencegah kanker paru.


Konsultan Onkologi Senior dari OncoCare Singapura, Dr. Akhil Chopra menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah kanker paru yang kerap terdiagnosis ketika sudah berada di stadium lanjut.

Baca Juga: Ramalan zodiak cinta dan karir Pisces besok Selasa 2 September 2025, perlu mengevaluasi situasi dengan pikiran jernih dan terbuka

"Kanker paru yang terdeteksi sejak dini, sebelum menyebar, memberikan peluang kesembuhan yang jauh lebih baik," kata Dr. Chopra kepada media di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, deteksi dini sangat penting dilakukan terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti perokok dan mereka yang terpapar polusi udara.

Dr. Chopra mengungkapkan, batuk yang tak kunjung sembuh kerap dianggap sepele, padahal gejala tersebut bisa menjadi tanda awal kanker paru.

Menurut data Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2022 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker paru merupakan kanker ketiga terbanyak di Indonesia sekaligus penyebab utama kematian akibat kanker pada pria.

Baca Juga: Pesilat PSHT Salatiga Sabet Juara Umum di Kejuaraan Nasional Sukoharjo Championship Series 2025

Berdasarkan Roche Asia Pacific Lung Cancer Case Study di tahun 2023, sekitar 70 persen kasus kanker paru di Tanah Air ditemukan pada stadium lanjut.

“Tidak semua batuk itu ringan. Bila batuk berlangsung lama, terutama pada mereka yang memiliki riwayat merokok atau terpapar polusi, perlu dilakukan pemeriksaan,” ujarnya.

Dr. Chopra menjelaskan bahwa kemajuan teknologi kini memungkinkan pengobatan lebih presisi.

Tes biomarker genetik dapat mengidentifikasi mutasi tertentu sehingga pasien bisa mendapatkan terapi tertarget atau imunoterapi yang lebih efektif dan minim efek samping dibandingkan kemoterapi konvensional.

Ia menyebut, salah satu pasien asal Indonesia yang ditangani OncoCare berhasil memulai terapi dalam waktu singkat setelah kanker paru stadium awal terdeteksi.

Berkat obat tertarget, pasien tidak perlu menjalani kemoterapi dan dapat kembali beraktivitas normal tak lama setelah pengobatan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X