Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An-Nisya; 4:34).
Keenam perintah kepada kaum muslimin untuk taat dan patuh pada pemimpin atau orang
yang memegang kekuasaan di antara mereka yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits agar tercipta kemaslahatan umum.
Firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).” (QS. An-Nisya; 4:59).
Ketujuh, di dalam menjalankan kekuasaannya selalu dihiasi dengan sopan-santun yang baik,
yang diridai Allah, dan dalam melaksanakan peraturan hendaknya berpedoman kepada hidayah Allah.
Firman Allah SWT: “(Allah berfirman,) “Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah
(penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan hak dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.” (QS. Shad; 38:26).
Kedelapan, pemimpin adalah pelayan (khadam). Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa
pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya (HR. Muslim), yaitu dengan memberikan pelayanan yang baik dan memenuhi kebutuhan rakyat.
Kesembilan, pemimpin memiliki tanggung jawab. Nabi Muhammad SAW juga menekankan
bahwa pemimpin memiliki tanggung jawab besar atas tindakan mereka (HR. Bukhari), yaitu dengan mempertanggungjawabkan tindakan mereka di hadapan Allah SWT.
Kesepuluh, penegak keadilan. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya keadilan
dalam kepemimpinan (HR. Bukhari), yaitu dengan memperlakukan semua orang dengan adil dan
tidak memihak.
Dengan memahami konsep kepemimpinan dalam Al-Quran dan Hadits, kita dapat
membangun masyarakat yang adil dan sejahtera, serta meningkatkan kualitas kepemimpinan di
berbagai bidang. *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM)