Pemerintah berencana naikkan tarif ojol, begini tanggapan pelaku industri aplikasi

photo author
- Kamis, 3 Juli 2025 | 09:30 WIB
Ilustrasi - Pengemudi ojek daring dengan membawa penumpang melintas di Kawasan Pasar Jumat, Jakarta, Selasa (1/7/2025).  (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Ilustrasi - Pengemudi ojek daring dengan membawa penumpang melintas di Kawasan Pasar Jumat, Jakarta, Selasa (1/7/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

 


HARIAN MERAPI - Pemerintah berencana menaikkan tarif ojek online (ojol) yang belakangan menjadi pembicaraan hangat masyarakat. 


Pelaku industri aplikasi pun menyatakan kesiapannya untuk dialog terbuka membahas masalah tarif ojol.


Pemerintah berencana menaikkan tarif ojek online (ojol) sebesar 8 hingga 15 persen yang kini menjadi sorotan berbagai pihak.

Baca Juga: Kena Bully Soal Rob Sayung, Gubernur Jateng: Ndak Papa, Itu Seperti Obat untuk Kerja Lebih Giat


Grab Indonesia menyatakan komitmennya untuk tetap menjalin komunikasi terbuka dan konstruktif dengan pemerintah dalam menyikapi kebijakan tersebut.

Vice President Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy menegaskan bahwa pihaknya menjunjung tinggi prinsip keterbukaan dan kolaborasi dalam merespons kebijakan pemerintah, termasuk rencana penyesuaian tarif transportasi daring yang dibahas dalam Rapat Komisi V DPR RI bersama Kementerian Perhubungan pada akhir Juni lalu.

“Grab Indonesia senantiasa menjunjung tinggi prinsip keterbukaan dan kerja sama dalam membangun komunikasi yang konstruktif dengan pemerintah, termasuk dengan Kementerian Perhubungan,” ujar Tirza ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Tirza menyampaikan, rencana perubahan tarif akan berdampak luas mulai dari penghasilan mitra pengemudi hingga sensitivitas harga di kalangan konsumen.

Baca Juga: Kunjungan Kenegaraan di Arab Saudi, Presiden Prabowo Disambut Pangeran MBS

Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara keberlanjutan pendapatan mitra dan risiko penurunan permintaan akibat berkurangnya daya tarik harga layanan.

Dalam konteks persaingan yang ketat di industri transportasi daring, Grab menilai bahwa kajian terhadap kebijakan tarif harus mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini serta daya beli masyarakat.

“Grab Indonesia terus mendengarkan masukan dari para mitra pengemudi melalui berbagai kanal komunikasi, seperti kegiatan rutin Kopdar dan Forum Diskusi Mitra (Fordim) yang kami adakan di berbagai kota, baik secara langsung maupun virtual,” ujarnya.

Forum-forum tersebut, lanjut Tirza, menjadi ruang penting bagi mitra untuk menyampaikan aspirasi dan membahas isu aktual di lapangan secara bersama-sama dengan perusahaan.

Baca Juga: Tragedi Tewasnya Dua Mahasiswa di Maluku Tenggara, UGM Evaluasi Sistem Penempatan KKN

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X