Cegah pernikahan dini, begini peran krusial orang tua menurut psikolog

photo author
- Selasa, 27 Mei 2025 | 11:30 WIB
Ilustrasi - Pengantin memakaikan cincin pernikahan seusai ijab kabul di Kantor Urusan Agama.  (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Ilustrasi - Pengantin memakaikan cincin pernikahan seusai ijab kabul di Kantor Urusan Agama. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)



HARIAN MERAPI - Peran orang tua sangatlah krusial dalam upaya mencegah pernikahan dini.


Pernikahan memerlukan persiapan yang matan, baik spikologis maupun finansial.


Demikian disampaikan psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Phoebe Ramadina, M.Psi. ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta pada Senin (26/5).

Baca Juga: Seskab Teddy Ungkap Prabowo Dukung Papua Nugini Gabung sebagai Anggota ASEAN

Phoebe menyampaikan pentingnya orang tua memberikan pemahaman kepada anak bahwa pernikahan membutuhkan kematangan psikologis dan kesiapan finansial.

Selain itu, menurut dia, orang tua sebaiknya membangun pola komunikasi yang terbuka dan penuh empati agar anak merasa nyaman mendiskusikan masalahnya ketika menghadapi tekanan sosial atau ingin membuat keputusan besar seperti menikah.

Dengan demikian, orang tua bisa memberikan masukan agar anak bisa memikirkan baik-baik sebelum membuat keputusan besar bagi hidupnya.

Phoebe mengemukakan pula bahwa orang tua perlu memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada anak sesuai dengan usianya agar anak bisa menghindari masalah.

Baca Juga: Ramalan zodiak Aries besok Rabu 28 Mei 2025 soal cinta dan karir, eksperimen adalah kata kunci untuk kali ini!

"Dalam banyak kasus, pernikahan dini dianggap sebagai solusi cepat atas kehamilan yang tidak direncanakan, padahal hal ini dapat dicegah melalui pendidikan seksual yang komprehensif dan sesuai usia, yang seharusnya dimulai dari lingkungan keluarga," katanya.

Menurut Phoebe, orang tua bisa mengakses layanan konseling keluarga atau layanan pendampingan psikologis kalau mendapati anak punya keinginan impulsif untuk menikah dini.

"Keluarga perlu menyadari bahwa mereka tidak harus menghadapi permasalahan ini sendirian," kata psikolog yang berpraktik di lembaga konsultasi psikologi Personal Growth itu.

Baca Juga: Hakim Heran Zarof Ricar Kenalkan Calo Kasus ke Eks Ketua PN Surabaya

Dengan bantuan dari profesional, menurut dia, keluarga bisa memperkuat fungsinya sebagai sistem pemberi dukungan sosial utama bagi tumbuh kembang anak.

"Dengan pendekatan yang edukatif, suportif, dan kolaboratif, keluarga dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah pernikahan dini," kata Phoebe.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X