HARIAN MERAPI - Bagaimana cara mencegah ghosting dan KDRT ? Begini menurut psikolog klinis.
Perilaku menghilang secara tiba-tiba tanpa kabar atau ghosting sebenarnya dapat dicegah melalui langkah berikut.
Psikolog klinis Teresa Indira Andani M.Psi menyampaikan langkah-langkah yang dapat dijalankan untuk mencegah perilaku menghilang tiba-tiba tanpa kabar atau ghosting serta kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Baca Juga: Bila lansia ingin olah raga malam, begini tipsnya
Psikolog lulusan Universitas Indonesia itu kepada ANTARA pada Selasa menjelaskan, istilah ghosting digunakan untuk menyebut tindakan seseorang mengakhiri komunikasi secara tiba-tiba tanpa memberikan penjelasan kepada pasangannya.
Dalam kehidupan pernikahan dan rumah tangga, istilah itu juga digunakan untuk merujuk pada orang yang meninggalkan pasangan tanpa alasan yang jelas.
Teresa mengemukakan bahwa perilaku ghosting bisa muncul karena kurangnya keterampilan komunikasi yang sehat serta ketidakmampuan individu menghadapi konflik.
Dalam perspektif psikologis, ia mengatakan, individu dengan kecenderungan ghosting biasanya sulit menghadapi konflik atau membangun keintiman emosional sehingga memilih menghindar daripada berkomunikasi.
Baca Juga: Movin Makin Praktis, Bank Mandiri Taspen Hadirkan Fitur Online Onboarding dengan Teknologi VIDA
Munculnya perilaku semacam ini dalam rumah tangga, menurut dia, mencerminkan pola hubungan yang tidak sehat serta kurangnya komunikasi dan kedewasaan emosional.
"Pasangan tidak terbiasa menyelesaikan masalah dengan sehat cenderung menutup diri (stonewalling) atau menghilang untuk menghindari ketegangan," katanya.
"Beberapa orang merasa tidak siap menghadapi percakapan sulit, terutama dalam keputusan besar seperti perceraian, sehingga memilih memutus komunikasi tanpa penjelasan," ia menambahkan.
Teresa menyampaikan bahwa kemampuan berkomunikasi secara sehat mencerminkan kematangan emosional seseorang.
Baca Juga: MES DIY Jelajah Wisata Ramah Muslim di Desa Wisata Widosari Kulon Progo
Orang yang belum matang secara emosional cenderung menghindari tanggung jawab dalam hubungan, termasuk dalam menyelesaikan konflik dan mengakhiri hubungan.