HARIAN MERAPI - Kontes dan Pameran Batu Permata Nusantara yang memperebutkan Piala GKR Mangkubumi di Yogyakarta, berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 lalu sukses menggaet para pecinta batu dari seluruh Indonesia. Pada acara yang diselenggarakan di Gedung Grha Budaya Embung Giwangan Yogyakarta ini juga memamerkan kurang lebih 60 bilah keris koleksi Washar Wasesa bersama 35 pebursa keris lainnya.
Kontes Batu Permata Nusantara ‘Piala GKR Mangkubumi’ dan pameran Tosan Aji ‘Keris sebagai Investasi’ yang diselenggarakan PT Djayadipa Indonesia ini menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan para pecinta dan kolektor batu dari seluruh Indonesia, memperebutkan kejuaraan dari 900 kategori yang dalam masing-masing katergori dimenangkan oleh 3 pemilik batu.
Baca Juga: Mengenal Edo Febriansah, raja tekel BRI Liga 1
Acara perdana diawal tahun 2025 ini dihadiri kolektor, penggemar, pedagang dari berbagai provinsi, baik Pulau Jawa maupun luar Jawa. Dari 900 kategori yang dilombakan, tercatat 5.542 batu yang dikonteskan, dan dinilai oleh 16 juri yang berkompeten di kontes batu permata nusantara.
Ketua penyelenggara, KRAT H Mukh Washar Wasesa Winata Adiningrat menyampaikan, jumlah perserta kontes ternyata melampaui target panitia dan banyak dari peserta yang menginginkan acara ini dijadikan event berkala. Menurutnya acara ini tidak hanya menampilkan keindahan dan keunikan batu permata nusantara, tetapi juga menjadi wadah untuk melestarikan budaya dan tradisi yang berkaitan dengan batu mulia.
Baca Juga: Masuk grup neraka Piala Asia Futsal 2025, saatnya Timnas futsal putri unjuk gigi
“Berhubung antusiasme peserta kontes sangat tinggi, kami berencana akan menggelar acara serupa pada Bulan Agustus 2025, demi mengakomodasi komunitas maupun person yang kemarin tidak sempat mendaftar. Kami berharap kedepannya, panitia lebih siap berhubung peserta banyak datang dari luar Jawa, bahkan sampai Aceh,” kata Washar Wasesa.
Ia mengatakan, kontes ini untuk menilai keindahan, keunikan, dan kualitas batu permata dari berbagai daerah di Indonesia, seperti batu bacan dari Maluku Utara, batu kalimaya dari Banten, dan batu lavender dari Sulawesi Selatan.
Peserta kontes memaparkan berbagai jenis batu permata mulai dari yang sudah ada hingga yang masih dalam bentuk mentah. Mereka pun harus mampu menjelaskan asal usul, jenis, dan keistimewaan dari batu permata yang mereka miliki. Para juri yang terdiri dari para ahli gemologi, kolektor batu permata, dan perajin batu permata akan menilai setiap karya dengan seksama.
Baca Juga: Anak bukan dilarang menggunakan medsos, tapi dibimbing, begini saran psikolog
Dalam kontes ini, batu permata dinilai berdasarkan beberapa kriteria seperti keindahan, kelangkaan, keunikan, dan kualitas. Para peserta yang berhasil menunjukkan batu permata terbaik mereka berkesempatan memenangkan Piala GKR Mangkubumi, sebuah penghargaan prestisius yang diberikan oleh GKR Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi para kolektor dalam melestarikan budaya batu permata Nusantara.
Selain sebagai ajang kompetisi, acara ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat umum. Pengunjung dapat mempelajari proses pembentukan batu permata, teknik pengolahan, hingga cara membedakan batu permata asli dan imitasi. Dengan demikian, acara ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Pameran dan kontes Batu Permata Nusantara piala GKR Mangkubumi di Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi ajang yang memperkaya pengetahuan masyarakat tentang keindahan batu permata Indonesia serta menjadi sarana promosi bagi para perajin batu permata lokal.
“Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan dunia batu permata Nusantara dapat semakin berkembang dan dikenal luas, serta memberikan peluang bagi para kolektor dan pengrajin untuk terus berkarya dan berinovasi,” pungkasnya. *