Para ibu diingatkan melakukan evaluasi rutin pertumbuhan anak guna cegah stunting primer, ini kasusnya

photo author
- Jumat, 8 November 2024 | 12:30 WIB
Orang tua bersama anak pada peluncuran program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Rumah Susun Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2024). ( ANTARA/Siti Nurhaliza)
Orang tua bersama anak pada peluncuran program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Rumah Susun Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2024). ( ANTARA/Siti Nurhaliza)



HARIAN MERAPI - Para orang tua disarankan untuk terus melakukan evaluasis secara rutin pertumbuhan anaknya.


Hal ini perlu dilakuka untuk mencegah stunting primer pada anak, sebagaimana ditemukan kasusnya di Jakarta.


Peringatan tersebut disampaikan pakar kesehatan dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Baca Juga: Teryata pemberian susu kental manis pada anak bisa menyebabkan gangguan ini, ikuti petunjuk dokter


Ia mengingatkan agar ibu rumah tangga secara rutin mengevaluasi tumbuh kembang anak untuk mencegah stunting primer yang kasusnya masih ditemukan di Jakarta.

"Caranya secara rutin berat badan ditimbang, panjang atau tinggi badan diukur dengan alat yang berstandar dengan cara yang benar setiap bulan," kata dia .

 

Meta menjelaskan dengan memantau anak setiap bulan bisa diketahui kondisi normal menurut usia.

Kemudian untuk kewenangan pencegahan primer ini berada pada tingkat kader di posyandu.

"Di posyandu, jika ada anak yang saat diukur dan ditimbang berat badannya atau panjang badannya kurang, atau status gizinya kurang, atau kenaikan berat badannya mulai seret maka harus segera dirujuk ke puskesmas," kata Meta.

Baca Juga: Ini manfaat mengonsumsi camilan bersama anak bagi perkembangan mental dan emosi, manfaatkan momentum santai

Lalu, apabila anak sudah dirujuk ke puskesmas, maka masuk pencegahan sekunder. Menurut Meta, tenaga kesehatan di puskesmas harus mengonfirmasi ulang kondisi anak dengan kembali mengukur tinggi badan, berat badannya.

 

Apabila dokter di puskesmas menemukan anak mengalami gangguan gizi, maka dia harus mencari penyebab dan mengatasinya.

"Kalau memang diindikasikan (masalah gizi), boleh diterapi nutrisi," kata Meta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X