Waspada bila lutut kaku saat bangun tidur, jangan-jangan tanda pengapuran sendi

photo author
- Rabu, 10 Juli 2024 | 10:30 WIB
Dokter spesialis bedah ortopedi konsultan panggul dan lutut dr. Kiki Novito dalam konferensi pers robotik VELYS di RS Medistra Jakarta, Selasa (9/7/2024) ( ANTARA/Fitra Ashari)
Dokter spesialis bedah ortopedi konsultan panggul dan lutut dr. Kiki Novito dalam konferensi pers robotik VELYS di RS Medistra Jakarta, Selasa (9/7/2024) ( ANTARA/Fitra Ashari)


HARIAN MERAPI - Ini penting diperhatikan saat lutut Anda kaku ketika bangun tidur.


Jangan-jangan ini tanda pengapuran pada sendi, untuk itu harap waspada.


Peringatan tersebut disampaikan dokter spesialis bedah ortopedi konsultan panggul dan lutut lulusan Universitas Padjajaran dr. Kiki Novito Sp.OT(K) saat ditemui media pada peresmian alat pembantu operasi sendi lutut di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Jangan biarkan ego mengendalikan Anda, simak ramalan cinta Gemini dan Cancer berlaku Rabu 10 Juli 2024


Ia mengatakan seseorang yang merasakan lutut yang kaku saat bangun tidur harus mewaspadai tanda adanya pengapuran sendi, khususnya bagi kelompok usia 45-50 tahun.

“Usia di atas 45-50 tahun kalau bangun tidur nggak bisa langsung berdiri, pas mau gerak lututnya kaku gak bisa langsung ditekuk, dia butuh sekian menit pelan-pelan baru bisa jalan, jadi hati-hati,” kata Kiki .

Kiki mengatakan kakunya lutut dikarenakan telah terjadi peningkatan derajat pengapuran sendi yang dapat dinilai dari angka 0 sampai empat. Pada derajat 0, dapat dipastikan lutut dalam keadaan sehat, pada derajat 1-2 bisa terlihat dari kebiasaan saat bangun tidur yang tidak bisa langsung menekuk lutut.

Baca Juga: Puluhan Bal Rokok Ilegal Dimusnahkan Kejari Salatiga, Negara Rugi Rp 120 Juta, Terpidana Didenda Dua Kali Lipat

Pada derajat selanjutnya rasa sakit dan kaku pada lutut akan berangsur menghilang, namun sendi akan terasa sakit jika melakukan jalan yang jauh. Dan pada tahapan derajat empat adalah yang paling berat, karena tulang paha dan tulang kering yang sudah bertemu dan tidak ada tulang rawan.

Untuk menghindari peningkatan derajat pengapuran sendi, Kiki menyarankan untuk melakukan banyak aktivitas yang memperkuat otot sendi dengan berolahraga jalan dan angkat beban agar cairan sendi dapat merata dan gerak lebih fleksibel.

“Caranya melakukan gerakan aktivitas yang memperkuat otot sendi, agar cairan sendi merata harus ada gerakan, olahraga 30 menit seminggu 3-4 kali, olahraganya bisa jalan, jogging, sepedaan, gym main beban,” katanya.

Baca Juga: Suami BCL akan dipanggil polisi sebagai saksi dalam dugaan kasus penggelapan uang Rp6,9 miliar

Presiden Indonesian Hip and Knee Society ini mengatakan gaya hidup dengan melakukan aktivitas olahraga yang menguatkan otot sendi bisa dilakukan sedari muda, karena memasuki usia 35 tahun massa otot sudah mulai berkurang.

Jika tidak melakukan latihan fisik dan olahraga akan terjadi pengapuran yang lebih berat karena massa otot juga berkurang.

Aktivitas fisik juga diperlukan untuk menjaga berat badan agar tidak membebani sendi, terlebih bagi yang mengalami pengapuran karena genetik atau keturunan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X