Hindari kebutaan, dokter imbau jangan tunda periksa mata

photo author
- Jumat, 28 Juni 2024 | 09:30 WIB
Arsip foto - Warga menjalani pemeriksaan katarak saat bakti kesehatan dan bakti sosial dalam rangka HUT ke-78 Bhayangkara di Gedung Rock Convention Center (RCC), Lumajang, Jawa Timur, Rabu (26/6/2024).  (ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya)
Arsip foto - Warga menjalani pemeriksaan katarak saat bakti kesehatan dan bakti sosial dalam rangka HUT ke-78 Bhayangkara di Gedung Rock Convention Center (RCC), Lumajang, Jawa Timur, Rabu (26/6/2024). (ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya)



HARIAN MERAPI - Masyarakat diimbau memeriksakan kesehatan mata agar segera diketahui kondisinya.


Dokter spesialis mata menyarankan jangan menunda pemeriksaan mata agar tak sampai buta.


Demikian disampaikan dokter spesialis mata lulusan Universitas Hasanuddin Dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH, M.Kes, SpM(K) dalam diskusi tentang Bulan Kesadaran Katarak, di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: 81 Lurah di Sleman Terima SK Perpanjangan Masa Jabatan, Begini Harapan Bupati Kustini Sri Purnomo


Ia mengatakan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran untuk memeriksakan matanya agar bisa mencegah meningkatnya angka kebutaan akibat katarak di Indonesia.

“Alasannya dia tidak menyadari karena kekeruhan terjadi perlahan-lahan jadi tidak menyadari perubahan penglihatan, beda kalau penglihatan jadi kabur tiba-tiba,” kata Ahmad.

Ia mengatakan masyarakat harus menyadari perubahan yang terjadi pada penglihatannya seperti pandangan terasa berkabut, ada bayangan lingkaran atau pandangan menjadi keruh. Banyak juga yang tidak menyadari bahwa kondisi tersebut bukanlah hal yang normal dan sering kali menunda berobat karena dirasa masih bisa melakukan aktivitas.

Selain itu, Ahmad mengatakan masyarakat juga masih memiliki rasa takut untuk melakukan operasi katarak karena ada anggapan atau mitos yang beredar di lingkungannya serta masalah biaya dan jarak terhadap akses kesehatan yang terbatas.

Baca Juga: Timnas Satu Grup Bersama Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain dan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir: Jangan Kasih Kendor

“Banyak yang keliru pada anggapan kebutaan karena katarak merupakan proses alami yang tidak dapat lagi ditangani sehingga lebih pasrah, padahal ini adalah suatu kondisi yang bisa ditangani dengan operasi,” kata dokter yang juga Ketua Seksi Penanggulangan Buta Katarak (SPBK) Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami).

Ahmad menambahkan operasi katarak merupakan solusi yang sangat dianjurkan bagi penderita katarak mulai dari stadium awal atau katarak lunak sampai katarak yang sudah mengeras.

Dengan tindakan operasi, dapat menyumbang penurunan angka kebutaan karena katarak di Indonesia yang saat ini sudah mencapai angka 1,8 persen dari survei yang dilakukan The Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang dilakukan The International Agency for the Prevention of Blindness bersama WHO tahun 2016-2017.

Tindakan operasi kata Ahmad sangat disarankan bagi yang berusia 50 tahun ke atas agar mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik serta dapat meningkatkan produktivitas.

Baca Juga: Telegram sudah respons penghapusan judi online, bagaimana dengan platform yang lain?

Ia menyebut diperlukan kerja sama dari berbagai sektor mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga publik figur untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya kebutaan akibat katarak dan mencegah gelombang katarak yang diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya jika tidak dicegah.

“Diperlukan juga dukungan kebijakan pemerintah di antaranya memperbaiki fasilitas yang belum didukung pengadaan dan distribusi tenaga kesehatan dan penanganan penyakit yang baik,” kata Ahmad.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X