HARIAN MERAPI - Dinas Pariwisata Kulon Progo berupaya mewujudkan layanan pariwisata yang ramah disabilitas bertajuk inclusive tourism atau pariwisata inklusif.
Sebagai upayanya, Dinas Pariwisata Kulon Progo diluncurkan program Laku Wirasa, yakni Layanan Kulon Progo Wisata Ramah Disabilitas.
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito mengatakan, secara harfiah Laku Wirasa bermakna perjalanan yang sarat dengan kesadaran untuk tenggang rasa dan empati terhadap lingkungan.
Baca Juga: GBS Kritik Keras Kerja Lamban Kontraktor Proyek Taman Budaya Sukoharjo, Ini Alasannya Lainnya
Melalui program Laku Wirasa, dinas berupaya membangun citra pariwisata berbasis inclusive tourism.
"Kami menyadari keberagaman wisata di Kulon Progo yaitu Gisik atau pantai, Gawe atau ekonomi kreatif dan Giri atau perbukitan memerlukan inovasi pengembangan layanan informasi bagi disabilitas," katanya.
"Hal ini penting sebagai panduan bagi wisatawan yang berkebutuhan khusus," kata Joko dalam jumpa pers di Kantor Dinas Pariwisata Kulon Progo, Rabu (20/9/2023).
Joko mengklaim, Kulon Progo adalah daerah pertama yang meluncurkan pariwisata inklusif.
Baca Juga: Sholawat Kebangsaan akan digelar di Parkir Timur Stadion Maguwoharjo, Berdoa Bersama untuk Indonesia
Upaya yang dilakukan yakni dengan memperkuat layanan informasi wisata bagi penyandang disabilitas melalui Laku Wirasa.
Dalam langkahnya, Dinas Pariwisata telah memberikan pelatihan bagi para pemandu wisata agar bisa menggunakan bahasa isyarat.
Selain itu, juga disiapkan layanan petualangan bagi disabilitas yang dipandu tokoh wayang wisata Kulon Progo yakni geblek (laki-laki) dan sengek (perempuan).
Para penyandang disabilitas akan ditunjukkan tanda zona merah, kuning dan hijau terutama untuk tuna netra, tuna daksa dan tuna grahita.
Baca Juga: Dugaan korupsi di UNS, 26 saksi sudah diperiksa, ini penjelasan Kejati Jateng